Gianyar, IDN Times – Pada masa pandemik ini tidak banyak pengusaha di Bali yang bisa bertahan dan melangsungkan usahanya. Cukup banyak dari mereka yang memilih berhenti sementara, sampai waktu yang belum ditentukan. Macetnya perekonomian ini tentu tidak hanya dirasakan oleh Bali yang mengandalkan potensi pariwisata, melainkan seluruh masyarakat dunia.
Mereka yang memproduksi barang kerajinan juga terkena imbas pandemik, mulai dari pesanan yang macet, termasuk tidak adanya pembeli karena zero kunjungan wisatawan. Seandainya pun ada pesanan, biaya pengiriman dipastikan akan membengkak sehingga membuat pengusaha harus berhitung ulang. Begitu pula yang dialami seorang perajin kayu laut asal Banjar Tegal, Desa Tegallalang, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Ni Wayan Listriani (38).
Saat disambangi IDN Times ke rumahnya, tampak sejumlah pekerja tengah mengolah kayu-kayu limbah laut. Ada yang membuat bentuk kepala banteng, meja, pajangan dinding, hingga cermin. Listriani mengaku telah 13 tahun lamanya menggeluti usaha ini. Para pembelinya sebagian besar berasal dari Prancis, Inggris, dan Australia.