Kelebihan dan Kekurangan Padi Gogo, Dikembangkan di Tabanan

- Pemerintah Kabupaten Tabanan meningkatkan luas tanam sawah di tahun 2025 menjadi 43.168 ha, dengan pengembangan padi gogo.
- Penanaman padi gogo dilakukan di Kecamatan Baturiti seluas 9 ha pada tahun 2024 dan akan kembali dilakukan pada Juli-Agustus 2025.
- Padi gogo cocok ditanam di lahan tadah hujan, minim pemeliharaan, tahan hama dan penyakit, namun memiliki provitas yang masih di bawah padi konvensional.
Tabanan, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan meningkatkan luas tanam sawah di tahun 2025 ini dari 38 ribu hektare (ha) menjadi 43.168 ha. Satu langkah untuk meningkatkan luas tanam ini adalah dengan pengembangan Padi Gogo.
Penanaman ini telah dilakukan di Kecamatan Baturiti pada 2024, seluas 9 ha. Tahun ini, penanaman kembali dilakukan pada Juli-Agustus 2025 ini dengan luasan yang sama.
Padi Gogo sendiri memiliki beberapa kelebihan. Satu di antaranya tidak membutuhkan terlalu banyak air sehingga bisa ditanam di lahan sawah tadah hujan.
1. Kelebihan Padi Gogo

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Made Subagia, mengatakan pengembangan Padi Gogo menjadi upaya Kabupaten Tabanan meningkatkan luas lahan tanam sawah yang bertujuan untuk mencapai swasembada pangan.
Adapun pemilihan Padi Gogo karena memiliki beberapa kelebihan. Yaitu cocok ditanam di lahan tadah hujan karena tidak membutuhkan banyak air, penanamannya dengan cara ditabur, minim pemeliharaan, dan tahan hama dan penyakit.
"Padi Gogo juga merupakan padi warisan turun-temurun dan dijadikan sebagai sarana upacara oleh masyarakat Bali," ujarnya, Kamis (8/5/2025).
2. Padi Gogo ditanam di daerah Baturiti

Subagia memaparkan, pada tahun 2024, Padi Gogo telah ditanam di Kecamatan Baturiti seluas 9 ha dengan rincian:
Desa Bangli: 4 ha
- Subak Abian Tegal Sari, Banjar Titigalar: 3 ha
- Poktan taru lestari, Banjar Sandan: 1 ha
Desa Antapan: 5 ha (Subak Abian Pucak Banua Tempek Bukit Sari)
Subagia mengakui, Padi Bogo ada beberapa kekurangan. Yaitu umur panen lebih lama dibandingkan padi konvesional, dan provitas juga masih di bawah padi konvensional.
3. Provitas Padi Gogo di Baturiti mencapai 4,52 ton per ha

Provitas Padi Gogo memang tidak sebanyak padi reguler. Adapun varietas Padi Gogo yang ditanam di Baturiti adalah gundil bojog, gundil galuh, gundil tembaga, dan gundil salak.
Dari hasil penanaman pada 2024 lalu, didapati provitas padi Gogo sebanyak 4,52 ton per ha Gabah Kering Giling (GKG). Angka ini masih bawah provitas padi reguler yang mencapai 6,37 ton/ha GKG.
Diharapkan dengan pengembangan Padi Gogo ini, luas lahan taman yang ditargetkan di Tabanan bisa tercapai.