Buah sawo dari Dawan tidak hanya dipasarkan di Provinsi Bali. Tetapi juga sampai ke pengepul dari Jawa Timur dan NTB yang datang untuk memasarkan buah tropis tersebut.
Menurut Wenten, buah sawo dari Dawan memiliki ukuran yang relatif lebih besar, rasa manis dan asam yang khas.
"Saat panen juga harus hati-hati. Kalau jatuh dan rusak, tidak bisa dijual. Setelah panen, getahnya harus dibersihkan. Baru bisa dipasarkan. Kalau dibiarkan, buah menjadi mudah busuk," kata Wenten.
Buah ini memiliki harga yang bagus dan stabil. Yaitu Rp10 ribu per kilogramnya. Melihat potensi tersebut, pihak Desa Dawan Kelod berusaha melindungi dan mengembangkan lagi buah khas tersebut.
"Kami juga melakukan pengembangan dengan mencangkok ratusan tanaman sawo. Kemudian itu ditanam di lahan-lahan desa," ungkap Perbekel Dawan Kelod, I Nengah Suardita.
Suardita berharap buah sawo dapat terus dikembangkan, dan Desa Dawan Kelod menjadi penghasil terbesar.
"Hasilnya lumayan bisa dijual untuk kebutuhan sehari-hari, atau dipakai untuk upacara adat. Lumayan bisa menghemat daripada harus membeli buah impor."