Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Muhammad Ibnu Khaldu

Karangasem, IDN Times - Sebagian besar perajin dandang di Kabupaten Karangasem mengeluhkan bahan baku untuk membuat dandang mulai berkurang di pasaran. Kondisi ini terjadi sejak lima tahun lalu, saat pandemik COVID-19.

Dandang merupakan alat dapur tradisional. Fungsinya menanak nasi dengan cara mengukus. Biasanya digunakan ketika acara nikahan, selamatan, dan lainnya. Sedangkan bahannya dari plat alumunium bekas percetakan koran.

1. Plat percetakan koran makin berkurang

Muhammad Ibnu Khaldun

Ada beberapa faktor pemicu bahan baku dandang berkurang di pasaran. Satu di antaranya produksi media massa (koran) lantaran menjamurnya media online. Kondisi ini turut memengaruhi plat aluminium untuk mencetak koran.

"Kalau sedikit cetak korannya, otomatis plat alumunium sedikit. Sekarang orang membaca informasi dari online, sedikit yang baca koran," kata perajin dandang asal Desa Bungaya Kangin, Kecamatan Bebandem, Khairi Rohim.

Selain itu, plat alumunium dari Bali kebanyakan dikirim ke Jawa, sehingga pasokan aluminium di Bali tidak ada. Kebanyakan perajin dandang di Karangasem membeli bahan baku dari Jawa.

"Rata-rata percetakan di Bali jual plat ke Jawa," katanya.

2. Produksi dandang semakin sedikit

Muhammad Ibnu Khaldun

Produksi dandang di Karangasem mengalami penurunan. Sekarang perajin hanya memproduksi 20 sampai 30 dandang per hari. Kalau dulu bisa memproduksi 50 lebih dandang setiap hari.

Pria tiga anak ini menambahkan, rata-rata perajin mendapatkan 200-300 lembar plat aluminium setiap bulan. Harga per lembarnya bervariatif, tergantung ukuran plat aluminium. Kalau sebelumnya, pengrajin mendapat ribuan lembar per bulan.

"Permintaan dandang meningkat setiap harinya. Kalau dijual ke pasar sebagian besar laku terjual. Seperti ke Tukad Ling, Kecamatan Kubu; Pasar Rubaya, Kecamatan Kubu; dan Pasar Pasangkan, Kecamatan Selat," kata Khairi.

3. Sebagian perajin berhenti memproduksi

Muhammad Ibnu Khaldu

Akibat berkurangnya bahan baku, beberapa perajin dandang berhenti memproduksi. Total jumlah perajin dandang di Karangasem sekitar 30 orang. Kini yang masih memproduksi antara 10-15 orang, dan sisanya sudah berhenti beroperasi.

"Ada juga beberapa perajin yang terpaksa kerja (buat dandang) di perajin lain. Banyak juga perajin yang berhenti, dan beralih ke pekerjaan lain. Seperti dagang barang," jelas Khairi.

Ia memprediksi beberapa perajin di Karangasem terancam mati lantaran kesulitan bahan baku. Perajin yang masih produksi berharap bahan baku dandang kembali normal, agar tetap bertahan hidup.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team