Ilustasi minyak goreng di pasaran (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Aseng dan Ima memiliki pandangan yang sama terkait alasannya memilih minyak goreng kemasan bermerek dibandingkan curah. Menurut mereka, minyak goreng kemasan lebih sehat.
"Kasihan konsumennya kalau saya pakai minyak curah. Tenggorokannya gatal biasanya kalau goreng pakai minyak curah. Makanya biar mahal, saya lebih pilih minyak goreng kemasan bermerek," terang Aseng.
Ima menilai, minyak goreng curah lebih cepat berubah warna menjadi hitam pada saat dipakai untuk menggoreng. Berbeda halnya dengan minyak goreng kemasan bermerek yang butuh waktu agak lama untuk berubah warna.
"Lebih cepat hitam kalau curah. Sementara kalau di warung, kompor itu nyala terus buat masak. Minyak goreng harus selalu panas," kata Ima.
Sementara itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan telah melakukan pemantauan harga dan stok minyak goreng, Senin (21/3/2022) lalu. Berdasarkan hasil monitoring, ketersediaan minyak goreng dinilai aman.
Minyak kemasan bermerek dijual di kisaran Rp22 ribu hingga Rp27 ribu per liter. Sedangkan harga minyak goreng curahnya masih di atas HET karena stok di pasaran sedikit. Yaitu kisaran Rp17 ribu hingga Rp20 ribu per kilogram.
"Tetapi stoknya masih sedikit di pasaran sehingga harganya masih berada di atas HET," ungkap Pengawas Perdagangan Ahli Muda Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Tabanan, Nurhayati.