Koperasi Merah Putih di Bali Fokus Kembangkan Klinik Desa

Denpasar, IDN Times - Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Provinsi Bali, Tri Arya Dhyana Kubontubuh, mengungkapkan seluruh desa di Bali sepakat membentuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (Kopdes MP). Ada 716 desa dan kelurahan di Bali yang membentuk Kopdes MP berdasarkan hasil musyawarah khusus desa atau kelurahan.
Dokumen akta notaris badan hukum Kopdes MP kini sedang berproses di notaris. Sebanyak 400-an desa dan kelurahan telah memiliki akta notaris Kopdes/kel MP.
“Sisanya masih diproses oleh notaris masing-masing dan target sebelum 30 Juni 2025 semua sudah memiliki akta,” ujar Tri Arya kepada IDN Times, Senin (16/6/2025).
1. Ada sederet tantangan pascapendirian Kopdes MP

Diskop UMKM Provinsi Bali dan desa/kelurahan di Bali tengah fokus dalam pembentukan kelembagaan Kopdes/kel MP. Tri Arya mengungkapkan, tantangan yang dihadapi sejumlah desa/kelurahan di Bali adalah melengkapi dokumen-dokumen pendukung akta.
“Tantangan setelah pembentukan kelembagaan, yang mesti menjadi fokus perhatian pemerintah adalah kompetensi sumber daya manusia (SDM) terkait perkoperasian,” kata Tri Arya.
Tantangan lainnya termasuk kompetensi usaha bisnis, permodalan, dan pembagian wilayah usaha dengan lembaga keuangan lainnya di desa.
2. Kopdes dan Bumdes berdiri secara mandiri

Tri Arya membantah isu mengenai Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dapat menjadi Kopdes MP. Ia menegaskan, Bumdes dan Kopdes MP berbeda sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) masing-masing.
“Bumdes dengan Kopdes masing-masing berdiri sendiri, tidak saling menggantikan, tetapi dapat bekerja sama atau berkolaborasi,” kata dia.
Peluncuran Kopdes MP rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 12 Juli 2025. Ini bertepatan dengan Hari Koperasi Nasional. Sebab rencana ini, tenggat waktu keluarnya dokumen akta Kopdes MP harus mengejar sebelum tanggal peluncuran tersebut.
3. Kopdes MP di Bali fokus pada sektor riil dan klinik desa

Ada sejumlah sektor yang menjadi potensi dalam Kopdes MP di Bali. Yaitu terkait dengan sektor riil, sembako, pangan, produksi, industri, dan distribusi logistik. Tri Arya juga menyebutkan, kopdes juga akan fokus pada sektor klinik desa, yang katanya sejalan dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Yakni satu desa dengan satu klinik desa dan obat murah.