Ilustrasi Arak. (Instagram.com/dewata.vespa.restorasi)
Koster mengungkapkan bahwa keputusannya untuk menutup produksi arak gula ini adalah demi menjaga warisan leluhur. Produksi tradisional arak Bali sudah dilakukan secara turun-temurun dan memberikan cita rasa yang luar biasa sampai dikenal.
Ia berupaya untuk mengampanyekan arak Bali kepada wisatawan domestik hingga Duta Besar Kenegaraan. Selain kampanye, ia mengembangkan potensi arak Bali ini dari hulu sampai hilir. Dimulai dengan cara melestarikan kembali pohon jaka, kelapa, ental, pohon-pohon yang mampu menghasilkan minuman Arak ternama di Bali.
“Ke depan saya akan memberikan suvenir berupa produk arak Bali kepada tamu yang melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Provinsi Bali,” katanya.
Pemerintah juga mengajak Group Marriott Hotel untuk memanfaatkan arak Bali sebagai minuman sajian di 23 hotel yang ada di Pulau Dewata. Group Marriott Hotel ini bekerjasama dengan Perusda Tabanan dan Perusda Bangli untuk memanfaatkan beras lokal Bali, telur lokal Bali, dan arak Bali.
"Saya ajak untuk memanfaatkan garam tradisional lokal Bali," ungkap Koster.