Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi. (Pixabay.com/Michelle Maria)
Foto hanya ilustrasi. (Pixabay.com/Michelle Maria)

Gojek telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Yayasan Bina Wisata Ubud. Penandatangan ini dilaksanakan oleh Head of Indonesia Regional Gojek, Gede Manggala dan Ketua Yayasan Bina Wisata Ubud di Museum Puri Lukisan Ubud, Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati.

Kerja sama ini diharapkan dapat mendukung pengembangan Unit Mikro Kecil Menengah (UMKM) di kawasan Ubud, Kabupaten Gianyar. Kerja sama ini akhirnya membuat Gojek menjadi layanan online pertama yang beroperasi di kawasan Ubud.

1. Gojek mendukung pengembangan UMKM di Kecamatan Ubud

Foto hanya ilustrasi. (IInstagram.com/reneereneee)

Gede Manggala menjelaskan, setelah kerja sama ini nantinya Gojek akan membuka pendaftaran mitra GoRide dengan di lokasi, titik jemput, dan proses operasional yang telah disepakati bersama pihak yayasan.

Gojek juga mendukung pengembangan UMKM di Kecamatan Ubud, mulai dari onboarding, sampai pelatihan, dan pembinaan usaha. Melalui program ini, diharapkan para peserta yang bergabung sebagai mitra di ekosistem GoFood memiliki pengetahuan yang baik untuk mengembangkan usahanya.

“Dengan beragam produk dan layanan tersebut, kami berharap dapat memberikan dukungan yang optimal terhadap mobilitas dan pengembangan UMKM bagi masyarakat Bali, khususnya di wilayah Ubud ini,” jelas Gede Manggala.

2. Gojek menjadi layanan online pertama yang beraktivitas secara resmi di kawasan Ubud

Gojek meluncurkan 12 program kesejahteraan mitra driver. (Dok.Gojek)

Kerja sama ini, kata Gede Manggala, menandakan Gojek sebagai layanan online pertama yang dapat beraktivitas secara resmi di kawasan Ubud.

“Gojek memiliki ekosistem yang lengkap baik transportasi, layanan pesan antar makanan atau yang lebih dikenal dengan GoFood, logistik, dan lainnya. Di samping itu kami juga memiliki digital payment, satu di antaranya GoPay yang menjadi bagian dari GoTo Financial, serta Tokopedia di mana ketiganya menjadi bagian dari GoTo,” kata Gede.

Menurutnya, misi sosial dari kerjasama ini, nantinya yayasan memberikan layanan transportasi di bidang kepariwisataan di Ubud khususnya, dan Bali pada umumnya.

3. Ubud masih menggunakan konservatif

Foto hanya ilustrasi. (Instagram.com/voyagecommemoi)

Sementara itu Ketua Yayasan Bina Wisata Ubud, Tjokorda Gde Bayuputra Sukawati, mengatakan dalam konteks teknologi, menurutnya Ubud masih menggunakan konservatif. Sehingga cukup banyak terjadinya resistensi.

“Namun kita tidak boleh diam. Sehingga melalui kerja sama ini kami berharap model konservatif ini dapat kita ubah menjadi model yang inovatif,” ungkap Bayuputra.

Kerja sama ini merupakan langkah yang tepat untuk masa depan Ubud. Apalagi Pemerintah Republik Indonesia sedang fokus kepada aspek ekonomi digital yang akan dipresentasikan secara khusus selama kagiatan G20 mendatang.

“Dari sudut pandang customer atau turis, kita mengetahui bahwa ketika kita berbicara dunia usaha semuanya adalah market driven. Jadi market sudah mengetahui apa yang mereka inginkan. Mereka datang ke Bali sudah tahu, harus ke mana, dan apa yang mereka akan cari. Sehingga yang mereka perlukan adalah layanan transportasi yang efisien, cepat dan tepat,” terangnya.

Editorial Team