5 Besar Komoditas Impor Bali, Logam Mulia Mengalami Peningkatan

Denpasar, IDN Times - Nilai impor barang Provinsi Bali senilai US$ 54,99 Juta pada periode Januari hingga Mei 2025. Jika dibandingkan dengan periode Januari hingga Mei 2024, nilai itu mengalami penurunan sebesar 21,43 persen. Sementara, khusus pada Mei 2025 saja, nilai impor barang Provinsi Bali sebesar US$ 10,73 juta, penurunan sebesar 30,90 persen apabila dibandingkan dengan periode Mei 2024.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Agus Gede Hendrayana Hermawan mengatakan pihaknya menduga penurunan nilai impor dipengaruhi oleh situasi global saat ini.
“Secara normatif ekspor dan impor tentu dipengaruhi situasi global, salah satunya permintaan dari negara lain,” kata Agus kepada IDN Times.
IDN Times merangkum lima komoditas impor Bali, apa saja itu? Berikut daftar selengkapnya.
1. Lima daftar komoditas impor Bali

Komoditas pada urutan pertama ada mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya dengan nilai US$ 12,20 juta. Komoditas dengan kode HS 84 ini mengalami penurunan sebesar 0,41 persen. Urutan kedua ada kategori logam mulia dan perhiasan atau permata dengan kode HS 71. Nilainya sebesar US$ 5,76 juta dengan peningkatan sebesar 17,31 persen.
Ketiga, ada mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya senilai US$ 5,67 juta. Komoditas dengan kode HS 85 mengalami penurunan sebesar 41,13 persen. Kategori minyak atsiri, wewangian, dan kosmetik dengan kode HS 33, mengalami penurunan sebesar 36,74 persen. Nilai komoditas HS 33 ini sebesar US$ 3,63 juta.
Terakhir, ada komoditas barang dari kulit samak dengan kode HS 42, dengan nilai sebesar US$ 3,12 juta. Komoditas barang dari kulit samak ini mengalami penurunan sebesar 14,55 persen.
3. Impor barang dari Thailand ke Bali merosot tajam

Sementara, lima besar negara asal impor Bali periode Januari hingga Mei 2025 secara berurutan di antaranya Amerika Serikat, Tiongkok, Jerman, Australia, dan Thailand. Dari lima besar negara asal impor periode Januari hingga Mei 2025, impor barang dari Thailand ke Bali turun paling dalam.
Catatan penurunan impor dari Thailand ke Bali sebesar 71,59 persen dibandingkan periode Januari hingga Mei 2024. Penurunan impor dipicu turunannya permintaan impor produk Serealia. Sementara, lima besar komoditas impor, produk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya tercatat turun paling dalam hingga 41,13 persen.
3. Bali paling banyak mengimpor bahan baku atau penolong

Berdasarkan distributor impor menurut golongan penggunaan barang Januari hingga Mei 2025, kategori bahan baku atau penolong paling banyak diimpor Bali dengan besaran 56,37 persen. Sementara posisi kedua ada barang konsumsi sebesar 32,85 persen. Terakhir, ada barang modal dengan bahan baku atau penolong sebesar 10,78 persen.