Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi (pixabay.com/rottonara)

Karangasem, IDN Times- Seorang warga negara asing (WNA) asal Jerman terjebak saat kebakaran hutan di Gunung Agung. Setelah tiga hari berada di puncak gunung, WNA tersebut berhasil dievakuasi oleh pemandu lokal, Senin (14/10/2024) malam. 

Sebelumnya diketahui ada dua orang WNA mendaki ke Gunung Agung tanpa didampingi pemandu, pada Sabtu (12/10/2024). Gunung Agung sebenarnya telah ditutup untuk pendakian sejak 1 Oktober 2024 sampai 30 November 2024 karena ada serangkaian dengan upacara keagamaan di Pura Pasar Agung Giri Tohlangkir.

"Ada dua WNA yang mendaki. Mereka tidak bisa turun karena terjebak kebakaran hutan. Mereka karena takut, sempat memutuskan bermalam di atas (puncak Gunung Agung)," ujar seorang pemandu yang ikut evakuasi, Gede Mundut, Selasa (15/10/2024).

Namun, seorang WNA memutuskan turun meminta pertolongan, meskipun saat itu hutan di Gunung Agung kebakaran. Sementara rekannya memilih tetap bermalam di puncak gunung.

"Jadi tamu (wisatawan) yang turun duluan ini yang melapor ke pemandu yang jaga di pos pintu masuk. Tamu ini khawatir, karena di atas api masih menyala membakar hutan di sekitaran tempat mereka hendak bermalam," ungkapnya.

Proses evakuasi dimulai, Senin (14/10/2024) pagi. Saat itu asap pekat masih membumbung di lereng Barat Gunung Agung. Sebanyak 20 pendaki lokal ikut turun mencari keberadaan WNA tersebut. Sekitar pukul 11.30 Wita, WNA itu ditemukan di sekitar puncak Gunung Agung. Mereka lalu kembali dan sampai di parkiran Besakih sekitar pukul 22.00 Wita.

"Beruntung WNA tersebut kami evakuasi dalam keadaan selamat. Hanya saja ia tampak sangat kelelahan," ujar Gede Mundut.

1. Vegetasi di jalur pendakian sudah hangus terbakar

Kebakaran hutan Gunung Agung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Gede Mundut mengatakan, saat evakuasi korban, vegetasi di jalur pendakian terlihat telah hangus terbakar.

"Sepanjang jalur pendakian yang kami lintasi, api sudah padam. Tapi rumput, pepohonan sudah terbakar semua," kata Gede Mundut.

2. Luasan hutan terbakar sekitar 100 hektare

Kebakaran hutan Gunung Agung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Kebakaran hutan di Gunung Agung terjadi sejak Minggu (13/10/2024), berlokasi di Lereng Barat Daya atau titik ketinggian sekitar 2.300 mdpl. Lokasi kebakaran diperkirakan berjarak 4-5 kilometer dari Pura Pengumbengan atau pemukiman penduduk. 

Upaya pemadaman terkendala, karena lokasinya sulit dijangkau. Cuaca panas turut menambah risiko selama penanganan di area kebakaran.

"Luasan vegetasi yang terbakar sekitar 100 hektare terdiri dari Hutan Cemara, Pinus, dan semak belukar," ujar Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Arimbawa.

3. Pihak pura kecewa pada wisatawan yang tetap mendaki walau telah ada pelarangan

Kebakaran hutan Gunung Agung. (Dok. IDN Times/istimewa)

Seksi Publikasi Pura Pasar Agung, I Wayan Suara Arsana, sangat menyesalkan masih ada wisatawan yang mendaki di saat ada larangan pendakian ke Gunung Agung. Sebab pelarangan ini berkaitan dengan dilaksanakannya karya Nubung Daging Tabuh Gentuh Labuh Gentuh, dan Wanakertih di Pura Pasar Agung Besakih Giri Tohlangkir pada 2024.

"Aksi seperti itu tentu sangat disayangkan sekali karena pelarangan berwisata ke Gunung Agung tidak dihiraukan. Padahal larangan ini hanya dilakukan saat karya yang dilaksanakan 10 tahun sekali," kata Seksi Publikasi Pura Pasar Agung, I Wayan Suara Arsana, Senin (14/01/2024).

Suara mengaku sudah berusaha untuk menyebarluaskan informasi pelarangan pendakian ini, baik melalui media massa maupun media sosial, dengan harapan informasi bisa tersebar luas dan diketahui oleh seluruh pelaku pariwisata.

"Kita sudah berupaya menyebarluaskan informasi soal larangan mendaki ini. Mungkin saja ada wisatawan atau pelaku wisata yang tidak tahu ada pelarangan dan kita maklumi. Karena keterbatasan kami dipublikasi, sehingga informasi tidak tersebar secara merata," ungkap Suara.

Editorial Team