Nada suara Gusti Agung Kerta Suryanegara mulai bergetar saat menjelaskan kondisi Marat saat itu. Menindaklanjuti laporan tersebut, kembali ia memerintahkan anak buahnya mengecek ke lokasi yang dimaksud pada Senin (13/7/2020) pagi.
“Kebetulan ini dari BAIS (Badan Intelijen Strategis) ngirimin tiyang (saya) data bule tersebut. Ternyata semua laporannya sudah masuk ke BAIS-nya. Dikirimi paspor dan fotonya. Saya perintahkan anggota bisa pagi-pagi besok cek ke lokasi. Kemanakah gerangan bule tersebut,” paparnya.
Sempat tidak temukan di lokasi yang dimaksud, petugas Satpol PP Kabupaten Badung kemudian bermaksud meninggalkan lokasi. Tak lama kemudian, sekitar pukul 10.00 Wita Marat berjalan kaki dari arah utara dengan pakaian persis yang ada di foto.
“Dilihat foto sama orangnya persis. Karena 1,5 bulan yang lalu baju itu juga yang dipakai. Sama. Mungkin baju dan celana itu melekat terus,” jelasnya.
Oleh petugas yang bersangkutan, Marat dicegah pergi hingga kemudian diberikan nasi bungkus. Raut mukanya sumringah karena perutnya akhirnya terisi. Dengan sedikit terbata-bata berbahsa Inggris, Marat lagsung mengucapkan syukur kepada Tuhan.
“Kondisi sehat, tapi tampilan orang kelaparan gitu. Ternyata seharian belum makan. Padahal nasi bungkus yang begitu, dia langsung bilang terima kasih Tuhan saya masih hidup. Bilang begitu dia,” ceritanya.
Biasanya, dari kesaksian beberapa orang yang disampaikan kepada Gusti Agung Kerta Suryanegara, bahwa Marat hidup dari belas kasihan masyarakat di sekitar. Terkadang demi agar bisa makan, ia rela berdiri menunggui orang makan di warung dan akan pergi setelah diberikan makanan.