WNA Depresi Banyak Ditemukan di Kuta, Dominasi Australia

Badung, IDN Times – Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kuta, AKP Ketut Agus Pasek Sudina, mengatakan pihaknya telah mengamankan 15 warga negara asing (WNA) yang mengalami depresi dan berulah di wilayah hukum Polsek Kuta. Meskipun tidak disampaikan secara detail data masing-masing WNA, namun diakuinya jumlah ini tercatat sejak ia menjabat sejak Desember 2023.
“Menurut saya ya lumayan (angkanya tinggi). Lebih dari 15 WNA depresi. Kebanyakan dari Australia,” ungkapnya, Minggu (17/6/2024) petang.
1.Penanganan WNA depresi memerlukan sinergitas

Belasan WNA yang mengalami depresi tersebut memiliki berbagai latar belakang, dan respon yang berbeda. Sebagian dari mereka ada yang merusak, dan berteriak. Pihaknya sejauh ini bersinergi dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung dalam penanganannya. Setelah itu pihaknya berkomunikasi dengan konsulat jenderal asal yang bersangkutan.
“Ada yang sifatnya merusak, ada yang sifatnya teriak-teriak,” kata Agus.
2.Mereka ke Bali untuk refreshing

Sejauh ini jdari hasil komunikasi dengan pihak keluarganya, Agus menyebutkan para WNA yang depresi ini memang ingin healing di Bali. Mereka sudah memiliki masalah di negaranya dan bermaksud refreshing. Misalnya beberapa mengalami putus cinta, hingga masalah keluarga.
“Memang ujung-ujungnya refreshing ke sini, entah minum dan lain sebagainya. Stres lagi,” ungkapnya.
3. Masyarakat diimbau melapor jika menemukan WNA depresi

Pihaknya membawa beberapa WNA tersebut ke rumah sakit untuk mendapatkan observasi. Dari jumlah yang dibawa untuk observasi, Menurut Agus warga asal Australia mendominasi dalam kejadian ini.
“Astungkara bagusnya di sini, kami dengan Satpol PP bagus, dan penanganan selanjutnya ke RSUP Prof Ngoerah, mungkin dibawa ke Bangli (RSJ Bangli). Biasanya langsung imigrasi, deportasi,” jelasnya.
Pihaknya meminta kepada masyarakat yang menemukan WNA dalam kondisi depresi agar segera dilaporkan. Masyarakat diimbau untuk tidak menanganinya sendiri karena pertimbangan risiko.