Menyusuri Jejak Muslim di Klungkung: Bermula dari Pengawal Raja Gelgel

Komunitas Muslim dan warga Hindu hidup damai berdampingan

Klungkung, IDN Times - Berdasarkan beberapa catatan sejarah, umat Muslim sudah menetap di wilayah Kabupaten Klungkung sejak abad ke-14. Keberadaan mereka pun diterima dengan baik oleh masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Hindu.

Saat ini, diketahui kelompok Muslim tertua di Bali menetap di Kampung Gelgel. Di wilayah itu pula berdiri masjid pertama di Bali, yakni Masjid Nurul Huda.

Baca Juga: Bermakna Kebersamaan, Umat Muslim di Bali Punya Tradisi Megibung

1. Umat Muslim di Kampung Gelgel bermula dari pengiring Raja Dalem Ketut Ngelesir

Menyusuri Jejak Muslim di Klungkung: Bermula dari Pengawal Raja GelgelWarga Kampung Gelgel saat Festival Semarapura. (DokIDNTimes/Ist_Pemkab Klungkung)

Dalam catatan tim peneliti sejarah masuknya Islam di Bali untuk proyek penelitian Pemda Tingkat I Bali 1979/1980, tertulis bahwa umat Muslim diperkirakan masuk ke Bali sejak abad ke-14. Ketika itu, Raja Gelgel Dalem Ketut Ngulesir sebagai penguasa di Bali menghadiri pertemuan di Majapahit, Jawa Timur.

Saat hendak kembali ke Bali, Raja Hawam Wuruk menghadiahi 40 orang pengawal/pengiring raja ke Bali. Seluruh pengawal itu merupakan penduduk Muslim yang ketika itu merupakan sekelompok pedagang yang menetap di Majapahit.

"Lalu pengawal Muslim ini dihadiahi tanah oleh Raja Gelgel saat itu untuk ditinggali. Nah tanah itulah yang saat ini berkembang sebagai Kampung Gelgel," ujar seorang tokoh masyarakat di Kampung Gelgel, Sahidin, belum lama ini.

Sampai saat ini, umat Muslim yang tinggal di Kampung Gelgel hidup harmonis dan berdampingan dengan masyarakat Desa Adat Gelgel yang mayoritas beragama Hindu. Toleransi antar umat ini telah bertahan selama berabad-abad.

2. Umat Muslim di Kampung Gelgel mendirikan masjid tertua di Bali

Menyusuri Jejak Muslim di Klungkung: Bermula dari Pengawal Raja GelgelKepolisian menjaga kelancaran ibadah di Masjid Nurul Huda. (IDNTimes/Wayan Antara)

Setelah menetap di Gelgel, umat Muslim tersebut diizinkan oleh raja untuk mendirikan masjid sebagai tempat beribadah. Masjid yang kini dikenal dengan nama Nurul Huda itu diyakini sebagai masjid tertua di Bali.

Masjid tersebut berdiri kokoh sampai sekarang dengan ciri khas menara yang menjulang tinggi setinggi 17 meter. keberadaan masjid ini juga menjadi bukti sejarah dari keberadaan umat Muslim di wilayah Klungkung.

3. Umat Muslim diterima dengan baik oleh Raja Dalem Waturenggong

Menyusuri Jejak Muslim di Klungkung: Bermula dari Pengawal Raja GelgelUmat Muslim di Klungkung. (IDNTimes/Wayan Antara)

Sementara pada Babad Dalem, disebutkan pada masa Kerajaan Gelgel dipimpin oleh Dalem Waturenggong, Raden Fatah sempat mengirim utusan dari Demak untuk membujuk sang raja memeluk agama Islam. Namun saat itu Dalem Waturenggong menolak dengan halus. Terlebih ketika itu umat Muslim di Gelgel sudah hidup harmonis dengan masyarakat setempat.

Lamban laut, umat Muslim di Klungkung berkembang dan menempati beberapa wilayah di Klungkung, di antaranya di Kampung Lebah, Kota Semarapura, Kampung Kusamba di Kecamatan Dawan, dan Kampung Toya Pakeh di Nusa Penida.

Uniknya, beberapa kebudayaan masyarakat Bali diadopsi oleh umat Muslim. Seperti tradisi megibung (makan bersama) yang biasanya dilakukan masyarakat Hindu di Bali, juga diterapkan oleh umat Muslim di Kusamba, Mereka menyebutnya dengan istilah "ngaminang".

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya