Rabies Merebak di Bali, Stop Buang Anjing Sembarangan!

Ada lagi anjing rabies gigit 4 orang di Pasar Seni Guwang

Klungkung, IDN Times - Kasus rabies menjadi perhatian serius di Provinsi Bali. Dalam beberapa bulan terakhir, kasus rabies kian marak di Pulau Dewata. Tidak hanya menginfeksi hewan, kasus anak yang meninggal dengan gejala rabies pernah terjadi di dua Kabupaten, Klungkung dan Buleleng.

Terbaru, anjing jantan berusia tiga tahun dan dinyatakan positif rabies telah menggigit empat orang di kawasan Pasar Seni Guwang, Desa Guwang, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Selasa (20/6/2023). Empat korban tersebut langsung mendapatkan VAR di Puskesmas Sukawati I. Sedangkan anjingnya sendiri sudah dieliminasi.

Berstatus sebagai destinasi wisata unggulan, hal ini menjadi 'alarm' untuk pemerintah agar segera menuntaskan masalah rabies. Begitu pula masyarakat memiliki kewajiban untuk memelihara hewan seperti anjing, atau kucing dengan baik. Sehingga bisa memutus penularan rabies yang sangat berbahaya bagi hewan dan manusia.

Baca Juga: 11 Desa Di Tabanan Masuk Zona Merah Rabies

Baca Juga: SOP Penanganan Rabies Klungkung Akan Diubah

1. Hentikan budaya melepasliarkan maupun membuang anjing sembarangan

Rabies Merebak di Bali, Stop Buang Anjing Sembarangan!ilustrasi anjing (Freepik.com/rawpixel.com)

Hewan penular rabies di Bali, didominasi oleh anjing. Hal ini tidak bisa lepas dari kebiasaan masyarakat yang melepasliarkan anjing peliharaannya. Mereka yang melepasliarkan anjing peliharaannya, bisa ditemui hampir di semua desa. Hal ini sangat berisiko pada penyebaran rabies.

“Sekarang zamannya sudah beda, tidak seperti dulu lagi bisa bebas lepas liarkan anjing peliharaan. Sekarang sebaiknya kalau memelihara anjing dikandangkan atau diikat,” ungkap Ketut Raijaya Kumara, seorang warga Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung, Senin (26/6/2023).

Walau memelihara anjing dengan melepasliarkan ini sudah menjadi hal yang biasa di Bali, namun menurutnya itu harus segera diubah. Termasuk kebiasaan membuang anak anjing, juga berkontribusi terhadap maraknya populasi anjing liar di Bali.

“Kalau masyarakat dulu sering jika anjingnya punya anak dan tidak ada orang yang minta, pasti dibuang. Biasanya dibuang ke pasar, atau ke tempat lainnya. Ini yang membuat di Bali banyak anjing liar juga,” jelas Raijaya.

Memang tidak mudah mengubah kebiasaan dalam memelihara anjing. Tetapi masyarakat tetap harus melihat fakta juga, bahwa kasus rabies di Bali semakin marak sekarang ini.

“Ini harus menjadi perhatian bersama. Pemerintah sulit untuk dapat mengatasi rabies tanpa ada kesadaran masyarakat untuk memelihara anjingnya dengan baik,” ujar pria yang juga penyayang anjing tersebut.

2. Vaksinasi wajib bagi hewan peliharaan

Rabies Merebak di Bali, Stop Buang Anjing Sembarangan!ilustrasi vaksinasi rabies (freepik.com/mdjaff)

Selain mengikat dan mengandangkannya, hal lain yang juga wajib dilakukan adalah vaksin anti rabies untuk hewan peliharaan. Selama ini vaksin rabies untuk hewan peliharaan di Bali gratis. Biasanya petugas dari Bidang Kesehatan Hewan akan datang langsung ke desa-desa untuk melaksanakan program vaksinasi rabies ke hewan peliharaan.

Jika terlewat, masyarakat bisa datang langsung ke puskeswan yang biasanya ada di setiap kecamatan. Vaksinasi rabies untuk hewan di puskeswan ini juga gratis.

“Cukup datang ke puskeswan. Gratis,” kata Ketut Raijaya.

Kepala Dinas Pertanian Klungkung, Ida Bagus Juanida, mengatakan cakupan vaksinasi rabies terhadap HPR (hewan penular rabies) di Kabupaten Klungkung sudah sekitar 46 persen. Menurutnya, vaksinasi rabies terhadap populasi anjing sangat penting untuk memutus penularan rabies.

“80 persen saja populasi anjing berhasil mendapatkan vaksin, maka penularan virus rabies itu akan bisa dikendalikan,” terang Juanida, Senin (26/6/2023).

Ia menyarankan, sebaiknya anjing ataupun kucing wajib mendapatkan vaksinasi rabies setidaknya satu tahun sekali. Sebab antibodi mereka akan terbentuk selama periode tersebut. Apabila melewati satu tahun, antibodinya melemah untuk menyerang virus rabies.

3. Hati-hati dalam melakukan eliminasi

Rabies Merebak di Bali, Stop Buang Anjing Sembarangan!Ilustrasi anjing (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)

Juanida mengatakan, pihaknya mengutamakan langkah vaksinasi dulu terhadap anjing liar. Jadi memerlukan kehati-hatian untuk mengeliminasi anjing-anjing liar, dan tidak bisa sembarangan. Pihaknya selektif mengeliminasi jika ada permintaan dari pihak desa. Meski begitu, kerap ada pihak-pihak yang protes keras jika dilakukan eliminasi terhadap anjing, kendatipun itu anjing liar.

“Kami harap masyarakat, jika memang menyayangi anjing, pelihara dengan baik. Jangan dilepasliarkan, tapi harus diikat, dikandangkan. Termasuk rutin vaksinasi,” kata Juanida.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya