Ortu di Klungkung Berharap Program Makan Bergizi Diawasi

Kata mereka, semoga bukan tahu tempe saja isinya

Klungkung, IDN Times - Program makan bergizi gratis untuk anak-anak yang digagas Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakbuming Raka, masih memunculkan pro kontra di tengah publik. Tim Kampanye Nasional (TKN) sendiri menyebut program makan siang dan susu gratis itu memerlukan Rp120 triliun pada tahun pertama, dan selanjutnya bisa memakan biaya hingga Rp400 triliun.

Awalnya program itu bernama makan siang gratis, namun diubah menjadi makan bergizi. Perubahan nama itu bisa bermakna, bahwa sumber pangan di tiap wilayah berbeda. Sehingga sumber pangan untuk program makan bergizi gratis tidak semata-mata mengandalkan beras.

Banyak warga yang belum memahami bagaimana teknis dari program tersebut. Beberapa orangtua siswa di Kabupaten Klungkung justru mempertanyakan bagaimana nanti pengawasan pengelolaan anggaran program makanan bergizi untuk siswa tersebut.

"Nanti bagaimana mekanisme anggarannya. Jangan sampai dianggarkan Rp15 ribu, cuma dapat nasi, dan tahu tempe. Harus jelas nanti pengawasannya," ungkap orangtua siswa di Klungkung, Gede Ardana.

1. Belum ada uji coba atau simulasi pemberian makan bergizi gratis ke siswa di Klungkung

Ortu di Klungkung Berharap Program Makan Bergizi Diawasiilustrasi makanan tersehat di bumi (freepik.com/timolina)

Beberapa daerah di Indonesia, misalnya Tangerang, telah melakukan simulasi program makan bergizi gratis ke siswa. Dalam uji coba itu, ditentukan nilai porsi makan bergizi ke siswa sebesar Rp15 ribu per porsi. Namun khusus di Kabupaten Klungkung, belum ada sekolah yang melakukan simulasi program tersebut.

"Kalau di Klungkung belum (simulasi program makan bergizi untuk siswa)," ungkap Penjabat (Pj) Bupati Klungkung, I Nyoman Jendrika, Sabtu (22/6/2024).

2. Orangtua siswa belum memahami program makan bergizi gratis

Ortu di Klungkung Berharap Program Makan Bergizi DiawasiIlustrasi seorang menyiapkan makanan diatas kasur(unsplash.com/Toa Heftiba)

Beberapa orangtua siswa di Klungkung belum memahami program makan bergizi gratis untuk siswa. Walau mereka mengetahui program tersebut sempat viral, karena menjadi programnya Prabowo-Gibran. Seperti yang diungkapkan Made Widnyana Ari (40), asal Desa Tojan, Kecamatan Klungkung. Ia mengaku belum memahami konsep dari program tersebut.

"Katanya kan program makan siang gratis, untuk perbaiki gizi siswa. Itu bagaimana konsepnya. Misalnya berapa kali mendapat makan gratis di sekolah, apa saja lauknya yang disebut bergizi, apakah secara nasional menunya sama? Saya belum paham," ungkap Widnyana Ari.

Ia juga mempertanyakan, apakah program itu sudah benar-benar dikaji sehingga dirasakan manfaatnya.

"Misal siswa dapat makan siang gratis sehari itu satu kali. Lalu apakah yakin satu kali itu sudah memenuhi gizi anak untuk harian? Agar nanti harus sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Jangan sampai ini hanya program gimmick dan buang-buang anggaran negara," ungkapnya, Sabtu (22/6/2024).

3. Pengelolaan anggaran harus diawasi ketat

Ortu di Klungkung Berharap Program Makan Bergizi Diawasisauerbraten (pexels.com/Nadin Sh)

Sementara orangtua siswa lainnya, Gede Ardana, justru meminta pengelolaan anggaran dari program makan bergizi gratis untuk siswa itu diawasi ketat. Jangan sampai program ini justru jadi ladang korupsi di sekolah.

"Anggaran program ini sepertinya akan cukup besar. Jika dikelola sekolah, pengawasannya harus ketat sampai ke bawah (sekolah)," katanya.

Ia mencontohkan, jika per siswa dianggarkan Rp15 ribu, harus sesuai dengan apa yang didapatkan siswa. Jangan sampai anggaran itu disunat sana-sini, hingga tidak dirasakan manfaatnya.

"Harus jelas Rp15 ribu itu dapat apa. Jangan sampai, anggarannya lauk pauk lengkap, tapi cuma dapat tahu tempe. Ini pengawasannya harus ketat," harap dia.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya