Mengenang Maestro Arsitektur Bali, Ida Bagus Tugur yang Tutup Usia

Arsitek dari beberapa bangunan ikonik dan monumental di Bali

Klungkung, IDN Times - Maestero arsitektur Bali asal Gria Pidada, Desa Selat, Klungkung, Bali, Ida Bagus Tugur tutup usia. Undagi yang juga dikenal sebagai seniman tersebut, termasyur dengan karya bangunannya, mulai dari gedung Art Centre Taman Budaya Provinsi Bali hingga Monumen Bajra Sandhi di pusat Kota Denpasar.

Pada Selasa (23/12/2020) pagi, para keluarga dan warga di lingkungan sekitar tampak sudah berdatangan ke kediaman Ida Bagus Tugur. Mereka melayat dan menyampaikan bela sungkawa sembari melakukan koordinasi dengan keluarga terkait waktu pelaksanaan upacara pelebon (pemakaman). 

Saat ini pihak keluarga tengah berunding untuk menentukan hari baik untuk upacara pelebon. “Untuk waktu upacara pengabenannya, masih akan dirembukkan dulu dengan keluarga,” jelas putra sulung dari Ida Bagus Tugur, Ida Bagus Gede Yadnya.

1. Sang maestro sebelum meninggal tidak mengeluh sakit apapun

Mengenang Maestro Arsitektur Bali, Ida Bagus Tugur yang Tutup UsiaSuasana rumah duka almarhum Ida Bagus Tugur di Gria Cucukan, Desa Selat, Klungkung, Bali Rabu (23/12/2020). Ist

Ida Bagus Gede Yadnya (66) menjelaskan tokoh kelahiran 1926 tersebut meninggal pada Senin (21/12/2020) petang di kediamannya di Jalan Siulan, Denpasar Timur. Jenazah Ida Bagus Tugur dibawa ke kampung halamannya di Gria Cucukan, Klungkung pada Selasa (22/12) sekira pukul 11.00 Wita.

Menurutnya, sebelum meninggal sang maestro tidak mengeluh sakit apapun. Bahkan beberapa hari sebelum meninggal, kondisinya masih sehat.

"Kondisinya sehat, mungkin memang meninggal karena sudah proses penunaan," ungkap Ida Bagus Gede Yadnya.

2. Berawal dari pelukis hingga menjadi maestro arsitektur

Mengenang Maestro Arsitektur Bali, Ida Bagus Tugur yang Tutup UsiaIda Bagus Tugur semasa hidup. (Dok.IDNTimes/istimewa)

Ida Bagus Gede Yadnya pun menceritakan bahwa sang ayah sebelumnya merupakan seorang seniman lukis. Ida Bagus Tugur awalnya kerap melukis corak wayang Kamasan, dan hal itu membuat skill-nya semakin terasah sebagai juru gambar. IB Tugur lalu masuk ke sekolah pertukangan pada tahun 1945 dan sempat menjadi juru gambar.

IB Tugur lalu sempat manjadi pegawai Dinas PU Provinsi Bali dan menjadi arsitek dari beberapa bangunan ikonik dan monumental di Bali. Selain itu juga sempat menjadi dosen luar biasa di Fakultas Teknik Arsitektur dan Seni Rupa Universitas Udayana hingga tahun 1985.

"Ayah saya (Ida Bagus Tugur) memutuskan meninggalkan dunia arsitektur sekitar tahun 2004. Almarhum lebih memilih menenangkan diri di usia senjanya sembari kembali melukis," ungkap Ida Bagus Gede Yadnya.

3. Dikenal dengan karya Art Centre Denpasar dan Bajra Sandhi Renon

Mengenang Maestro Arsitektur Bali, Ida Bagus Tugur yang Tutup UsiaR.M Nunes/Shutterstock

Bangunan yang dirancang oleh Ida Bagus Tugur memang sangat termasyur dan menjadi ikonik hingga saat ini. Misalnya Art Centre Denpasar dan Monumen Perjuangan Bajra Sandhi, Renon, Denpasar.

Ia juga menjadi bagian dari pembangunan Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, termasuk merancang berbagai patung seperti Catus Pata Semarapura dan beberapa bangunan di area Pura Besakih dan lainnya.

Sebelum meninggalkan dunia arsitektur, IB Tugur sempat merancang bangunan Gedung DPRD Klungkung. Bakatnya sebagai arsitek saat ini diteruskan oleh anak dan cucunya.

Selama ini masa tua Ida Bagus Tugur lebih banyak dilewati di kediamannya di Jalan Siulan, Danpasar. Ia senang melukis suasana rumah serta wajah cucu-cucunya.

Namun karena kemampuan motoriknya yang melemah yang disebabkan faktor usia, IB Tugur tidak lagi pernah melukis sejak tahun 2015.

“Saya belikan alat tulis, tetapi tidak digunakan. Setelah saya tanya, ajik bilang sudah tidak kuat lagi. Mungkin juga karena sudah jenuh,” jelas Ida Bagus Gede Yadnya.

Seperti lansia pada umumnya, sejak saat itu Ida Bagus Tugur disebut tampak lebih ingin diperhatikan dan lebih manja.

4. Pada tahun 2017 menerima penghargaan Anugerah Parama Budaya dari Pemerintah Kota Denpasar

Mengenang Maestro Arsitektur Bali, Ida Bagus Tugur yang Tutup UsiaIda Bagus Tugur semasa hidup. (DokIDNTimes/istimewa)

Ida Bagus Gede Yadnya menceritakan bahwa ayahnya pernah meraih penghargaan Anugerah Parama Budaya dari Pemerintah Kota Denpasar pada tahun 2017. Hanya saja ia tidak ingat penghargaan lainnya yang sempat diraih sang ayah. 

Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa penghargaan yang pernah disematkan kepada sang maestro:

  • Piagam Dharma Kusuma, No. 002/15784/Bin, Mental Tgl. 5 september 1983 dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali Seniman Bidang Seni Rupa/ Arsitektur
  • Surat Penghargaan dari Yayasan Harapan Kita Ibu Tien Sueharto, Tgl. 11 Juli 1980 dalam rangka penyelesaian dan pengisian Museum Indonesia di T.M.I.I Jakarta
  • Penghargaan dari Kepala Taman Budaya Denpasar Tgl. 16 Agustus 1987, dalam kegiatan mengembangkan serta melestarikan cabang Seni Arsitektur Tradisional Bali
  • Tanda Penghargaan dari Ketua Panitia Maha Sabha IV Parisada Hindu Dharma Seluruh Indonesia Tgl. 27 September 1980 No. 118/M. Sabha/IX 1980 selaku Dekorator
  • Tanda Penghargaan dari Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Tgl.1 Juni 1980 dalam rangka mewujudkan Pembangunan Patung Pahlawan Puputan Badung
  • Tanda Penghargaan dari Ketua Peresmian Pembukaan Gedung Pameran Mahudara Mandhara Giri Bhuvana Sebagai pameran besar Sejarah Perkembangan Seni Rupa Bali, 14 Februari 1973
  • Tanda Penghargaan dari Panitia Peringatan 25 Tahun (Lustrum V) Fakultas Teknik UNUD Tgl. 1 Oktober 1990
  • Tanda Penghargaan dari Ikatan Arsitek Indonesia tanggal 23 Oktober 1987 Selaku Lembaga Undagi Masyarakat Bali

Selamat jalan maestro, terima kasih atas sumbangsih yang begitu besar terhadap pertumbuhan arsitektur, seni dan budaya Bali. 

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya