Lift Kaca di Pantai Kelingking Nusa Penida, Perlu Gak Sih?

Proyek lift kaca di Nusa Penida ini mulai dbangun

Klungkung, IDN Times - Proyek lift kaca di destinasi Pantai Kelingking, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, mulai dibangun. Pembangunan ini menuai pro kontra, karena dibangun tepat di tebing Pantai Kelingking. Namun pembangunan itu terlaksana karena adanya kesepakatan antara pihak investor dan banjar adat setempat. Lift kaca itu juga dibangun di atas lahan desa adat.

Beberapa warga menyayangkan dibangunnya lift kaca itu, karena dianggap menghilangkan keasrian Pantai Kelingking yang selama ini menjadi pariwisata andalan di Nusa Penida.

Sementara beberapa pelaku pariwisata mendukung segala bentuk infrastruktur maupun wahana untuk mendukung kemajuan di Nusa Penida. Namun, lift kaca ini sebaiknya dibangun di lokasi yang belum populer dekat Pantai Kelingking untuk menambah destinasi baru. Pantai Kelingking selama ini sudah sangat populer, dan menjadi ikon pariwisata Nusa Penida.

1. Lift kaca dibangun menjulang setinggi 182 meter, setiap 20 meter terdapat spot foto

Lift Kaca di Pantai Kelingking Nusa Penida, Perlu Gak Sih?Proyek pembangunan lift di Pantai Kelingking. (Dok. IDN Times/istimewa)

Proyek lift kaca atau yang populer disebut Glass Viewing Platforms merupakan proyek kerja sama antara investor China, investor lokal, dan Banjar Adat Karang Dawa di Desa Bunga Mekar. Pembangunannya dikerjakan tepat di Pantai Kelingking. Lift kaca dibangun setinggi sekitar 182 meter, dan jembatan 64 meter. 

Nantinya di setiap ketinggian 20 meter, akan dibangun spot foto. Saat ini proses pembangunannya telah dimulai, dan diperkirakan rampung dalam waktu sekitar satu tahun.

2. Sistem bagi hasil dengan pihak banjar adat

Lift Kaca di Pantai Kelingking Nusa Penida, Perlu Gak Sih?Proyek pembangunan lift di Pantai Kelingking. (Dok. IDN Times/istimewa)

Wahana lift kaca ini terealisasi karena perjanjian sistem kerja sama antara pihak investor dan banjar adat setempat.

"Inggih (Iya), lift kaca dibangun atas persetujuan pihak banjar adat," ujar Kepala Desa Bunga Mekar, I Wayan Yasa, Senin (24/6/2024).

Menurut Yasa, sebagai bentuk kerja sama nantinya pendapatan dari fasilitas ini juga akan diterima pihak banjar adat. Termasuk juga tenaga kerja, 40 persennya diupayakan dari warga setempat, menyesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan.

3. Pelaku pariwisata berpendapat, sebaiknya lift kaca dibangun di destinasi lain

Lift Kaca di Pantai Kelingking Nusa Penida, Perlu Gak Sih?Proyek pembangunan lift di Pantai Kelingking. (Dok. IDN Times/istimewa)

Pembangunan lift kaca di Pantai Kelingking mendapat berbagai respon dari warga maupun pelaku pariwisata.  Seperti yang diungkapkan seorang warga Nusa Penida, Gede Wardana. Menurutnya, pembangunan lift kaca di Pantai Kelingking dinilai merusak keasrian destinasi tersebut. Ia tidak setuju kalau destinasi dibangun sampai merusak keaslian alam. Jauh lebih penting penataan, dan penambahan fasilitas seperti toilet.

"Tentu keasrian jadi kurang. Menurut saya wisatawan ke Pantai Kelingking mencari keindahan aslinya, tantangan saat harus turun ke bawah tebing mencari pantai. Bukan lift kaca modern," ungkap Wardana, Senin (24/6/2024).

Sementara pelaku pariwisata di Nusa Penida, Putu Darmaya, berpendapat dirinya selalu mendukung pembangunan infrastruktur yang memajukan Nusa Penida. Pembangunan lift kaca ini dinilai bagus, karena menambah objek baru dalam pengambilan panorama.

"Cuma disayangkan titik koordinat (lokasi) di ambil titik yang sudah viral dan strategis," ungkap Darmaya, yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Klungkung.

Menurutnya, dengan modal yang begitu besar, investor seharusnya bisa membuat objek baru. Lift kaca seharusnya dibangun di lokasi yang lebih sulit diakses panoramanya.

"Misalnya bisa dibangun di radius 500 meter atau sebelah selatan Kelingking. Atau lebih baik, mereka bisa buat lift kaca di Pantai Suwehan. Sehingga lebih banyak destinasi baru dan alternatif ke wisatawan. Kalau Kelingking selama ini sudah sangat populer," kata dia.

Kamu sendiri, gimana pendapatnya? Share di kolom komentar ya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya