WNA Hanyut Tak Ditemukan, Begini Karakteristik Pantai di Nusa Penida
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Pencarian dua wisatawan asing yang hilang terseret arus di Diamond Beach, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, resmi dihentikan, Senin (11/1/2023). Pencarian dihentikan setelah memasuki hari ke-9 dan tak ada tanda-tanda keberadaan kedua korban.
Kecelakaan laut di Nusa Penida tidak pertama kalinya terjadi di wilayah yang dikenal dengan wisata baharinya ini. Secara umum, beberapa pantai di kawasan Nusa Penida cukup berbahaya untuk berenang karena ombak dan arusnya kuat.
Upaya pencegahan juga sudah pernah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung untuk mengantisipasi wisatawan mengalami kecelakaan saat berwisata di Nusa Penida. Hanya saja sampai saat ini, masih terjadi kasus kecelakaan laut yang dialami wisatawan di Nusa Penida.
Baca Juga: Cuaca Buruk di Nusa Penida, 2 WNA yang Terseret Arus Belum Ditemukan
1. Pantai Diamond dan Kelingking memiliki pesisir pantai yang sempit dan ombak yang besar
Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, menjelaskan sejak tahun 2018 pihaknya telah melakukan upaya untuk meminimalisir kecelakaan laut yang dialami wisatawan saat berwisata di Nusa Penida.
Pihaknya memasang papan peringatan untuk larangan berenang di pantai-pantai yang berbahaya untuk aktivitas berenang, seperti Pantai Diamond di Desa Pejukutan maupun Pantai Kelingking di Desa Bungamekar.
“Kami sudah memasang papan peringatan sejak beberapa tahun lalu di Pantai Diamond dan Kelingking. Berbahaya berenang di kedua pantai itu, apalagi di saat cuaca buruk,” ujar Putu Widiada, Kamis (12/1/2023).
Namun wisatawan saat berwisata di kedua pantai itu, bisanya tidak hanya cukup untuk menikmati keindahan pantai dari pesisir pantai berpasir putih. Mereka nekat mengabaikan papan peringatan dan terus berenang meskipun ombak di kedua pantai itu relatif tinggi. Terlebih saat cuaca buruk seperti saat ini.
“Karakteristik kedua pantai itu memang berbeda dengan pantai di Klungkung daratan,” ungkap Widiada.
Pantai di Nusa Penida, khususnya di Pantai Diamond dan Pantai Klingking, pesisirnya berada di bawah tebing. Sementara di sisi selatannya, langsung berhadapan dengan Samudera Hindia sehingga relatif memiliki ombak yang cukup besar.
Di sisi lain, pesisir pantainya sangat sempit dan tidak berupa pesisir panjang seperti pantai-pantai di Pulau Bali daratan. Karenanya, saat cuaca buruk, pesisir bisa dihantam langsung oleh ombak besar.
2. Jumlah petugas Balawista sangat terbatas
Putu Widiada juga mengungkapkan saat ini hanya ada lima petugas Balawista yang bertugas di Klungkung. Mereka harus mengawasi wilayah di tiga pulau, yakni Nusa Gde, Nusa Lembongan, dan Nusa Gede. Dengan begitu, mereka tidak bisa bersiaga hanya di satu lokasi.
“Balawista yang bersiaga di setiap pantai memang belum ada. Biasanya petugas kami patroli,” terang Widiada.
Tapi menurutnya masalah keselamatan wisatawan tidak hanya tanggung jawab dari pemerintah, namun tanggung jawab bersama. Dibutuhkan pengawasan dari pemandu wisata. Minimal memperingati tamunya jika membandel berenang di lokasi yang berbahaya.
“Kenyamanan dan keamanan tentu menjadi tanggung jawab bersama,” ujar Widiada.
3. Pencarian dua wisman hilang di Diamond Beach dihentikan
Operati SAR terhadap dua wisatawan asing yang hilang di Pantai Diamond diputuskan dihentikan, Rabu (11/1/2023).
“Basarnas telah berkoordinasi dengan kerabat para korban dan konsulat. Semua kooperatif memahami tugas kami dan menghargai regulasi di Indonesia," ujar Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar (Basarnas Bali), Gede Darmada.
Upaya pencarian dimulai dari seputaran lokasi korban terseret arus, Manta Point, Crystal Bay, hingga perbatasan Selatan Lombok. Pencarian juga dilakukan dengan melakukan pengamatan dari tebing dan menyusuri pesisir.
Tim SAR di lapangan mengatakan kadang mereka menghadapi kendala karena kondisi cuaca dan gelombang tinggi. Namun upaya-upaya pencarian tetap dilakukan semaksimal mungkin. Setelah dilakukan koordinasi dan evaluasi bersama unsur SAR lainnya, akhirnya disepakati menutup dan menghentikan pencarian.
"Operasi SAR bisa kembali dibuka apabila ditemukan tanda-tanda keberadaan korban," ungkap Gede Darmada.