Indra Udayana, Pendiri Ashram Gandhi Puri Jadi Sulinggih

Ia menggelar ritual mati raga di kediamannya

Klungkung, IDN Times - Pendiri Ashram Gandhi Puri Sevagram, Agus Indra Udayana, memilih jalur hidup menjadi seorang sulinggih. Upacara mediksa pria kelahiran 7 Oktober 1970 tersebut, dilaksanakan di kediamannya, Jeroan Saren Anyar, Desa Sampalan Tengah, Kecamatan Dawan, Klungkung, Senin (28/10) malam. Seperti apa prosesinya?

1. Perjalanan spiritualnya sudah dimulai sejak 1990an

Indra Udayana, Pendiri Ashram Gandhi Puri Jadi SulinggihIDN Times/Wayan Antara

Indra Udayana menjelaskan, pilihan hidup menjadi seorang sulinggih sudah dipersiapkannya sejak lima tahun lalu. Menurutnya ini merupakan puncak dari perjalanan spiritualnya, yang sudah dimulai sejak tahun 1990-an. Pria yang memilih hidup Brahmacaria (Tidak menikah) ini aktif sebagai aktivis yang menyoroti berbagai isu-isu sosial.

Dalam perjalanan hidupnya, ia lalu mendirikan Ashram Gandhi Puri yang menjadi tempat bagi anak-anak untuk belajar agama. Ia juga memberikan beasiswa bagi anak dari keluarga kurang mampu, sehingga bisa meneruskan pendidikan hingga ke jenjang yang lebih tinggi.

"Tujuan manusia adalah untuk memperbaiki diri dan tiyang (Saya) terpengaruh perjalanan hidup para Rsi," ungkap Indra Udayana.

2. Ia memilih jalan sebagai Wiku Acarya

Indra Udayana, Pendiri Ashram Gandhi Puri Jadi SulinggihIDN Times/Wayan Antara

Dalam pelaksanaannya ketika menjadi seorang sulinggih, Indra Udayana akan memilih jalan sebagai Wiku Acarya, yaitu sebagai pendidik umat. Ia juga membangun dua pelinggih di tepi Sungai Gangga dan Sungai Mahanadi Odisha, India. Wilayah Odisha diyakini merupakan tempat kelahiran Rsi Markandeya, yang menanamkan panca datu di Pura Besakih.

"Setelah menjadi seorang sulinggih, saya nanti aktif di Bali maupun di India," ungkapnya.

3. Nama Indra Udayana mencuat ke publik karena pernah diterpa kabar paedofilia

Indra Udayana, Pendiri Ashram Gandhi Puri Jadi SulinggihArist Merdeka Sirait saat berada di ashram. (IDN Times/Imam Rosidin)

Berbagai lika-liku kehidupan pernah dialami oleh Indra Udayana. Puncaknya ketika ia dilaporkan ke polisi, karena dugaan Ashram Gandhi Puri yang didirikannya menjadi lokasi pelecehan anak di bawah umur. Laporan itu menyebut Indra Udayana sebagai terduga orang yang melakukan paedofilia kepada anak-anak di ashram. Bahkan Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak pernah menyambangi Ashram Gandhi Puri di Desa Paksebali, Klungkung terkait tuduhan tersebut.

Saat kasus itu dilaporkan, Indra Udayana tengah fokus melakukan perjalanan spiritual di India, dan membiarkan tuduhan itu diproses secara hukum. Hanya saja sampai saat ini, laporan itu belum diproses dan kasusnya ditutup oleh Kepolisian Daerah (Polda Bali). Sehingga tuduhan kepadanya belum dapat dibuktikan.

4. Jalani Seda Raga saat tilem

Indra Udayana, Pendiri Ashram Gandhi Puri Jadi SulinggihIDN Times/Wayan Antara

Indra Udayana menjalani prosesi Madiksa di Jeroan Saren Anyar, Jalan Pandu Nomor 4, Banjar Jabon, Klungkung, Selasa (28/10) malam. Ada tiga nabe yang menuntun sekaligus menjadi saksi prosesinya sebagai sulinggih. Yaitu Nabe Tapak Ida Pandita Mpu Yaksa Daksa Acharya Manuaba dari Griya Agung Siwa Gni Manuaba, Denpasar; Nabe Saksi Ida Pandita Mpu Nabe Daksa Sidhanta Manuaba dari Griya Agung Manik Gni Manuaba, Badung; dan Nabe Waktra adalah Pandita Nabe Sri Bhagawan Agni Yogananda dari Griya Santabana Payuk, Bangli.

Menurut Indra Udayana, Diksa atau Madiksa juga disebut dengan "Divya Jnyanan", adalah sebuah proses upacara untuk menerima sinar suci ilmu pengetahuan. Nantinya, Indra Udayana juga akan menggelar ritual Seda Raga (Meninggal dan terlahir kembali). Ritual ini merupakan cara untuk mengetahui jalan ke Nirwana atau Swahloka. Sehingga bila jadi sulinggih nanti bisa menuntun atma-atma (Roh) yang diupacarai dalam prosesi Pitra Yadnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya