Hasil Swab Lambat Keluar, RSUD Klungkung Penuh Rawat Pasien COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Transmisi lokal COVID-19 di Kabupaten Klungkung terus bertambah. Jumlah pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung bahkan sudah melebihi jumlah kapasitas ruang perawatan.
Kamis (2/7) ini, RSUD Klungkung merawat 61 pasien dari kapasitas ruang perawatan, yang kapasitasnya hanya untuk 60 tempat tidur.
Baca Juga: Bedanya Rapid Test, Swab dan PCR! Lebih Akurat Mana?
1. Kapasitas ruang untuk merawat pasien popsirtif COVID-19 overload
Direktur Utama (Dirut) RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kesuma, menjelaskan pada Selasa (30/6) lalu ada 15 pasien COVID-19 yang masuk dirawat di RSUD Klungkung. Kondisi itu membuat lonjakan signifikan terhadap jumlah pasien yang dirawat.
Sehingga jumlah pasien yang dirawat menjadi 61 orang. Padahal RSUD Klungkung hanya memiliki kapasitas 60 tempat tidur untuk pasien COVID-19. Kapasitas itu tersebar di ruang isolasi basement dan ruang Kendondong.
"Kebetulan ada pasien COVID-19 yang terdiri dari ayah dan anak. Sehingga mereka bisa satu tempat tidur," jelas Kesuma, Kamis (3/6).
Baca Juga: Status Gawat Darurat di Klungkung Diperpanjang, Fokus Tes Rapid Masal
2. Hasil swab lambat keluar membuat kapasitas pasien jadi membeludak
Membeludaknya pasien COVID-19 di Klungkung juga karena hasil swab lambat keluar. Apalagi sesuai protokol, pasien baru boleh pulang setelah dua kali swabnya menunjukkan hasil negatif.
"Sebenarnya ada beberapa pasien yang kondisinya sudah membaik, dan sudah swab pertama. Tapi swab keduanya tidak kunjung keluar hasilnya. Sebelum ada hasil swab kedua yang hasilnya negatif, kami belum bisa pulangkan pasien itu," jelas dr Kesuma.
Lambannya hasil swab tes keluar juga karena saat ini banyak warga yang harus menjalani swab di Bali. Sementara jumlah laboratorium yang ditunjuk masih minim.
Baca Juga: RSUD Tabanan Bakal Memiliki Fasilitas Pemeriksaan PCR
3. Solusi alternatifnya adalah memakai puskesmas atau RS swasta
Melihat situasi ini, Kesuma tekah berkoordinasi dengan tim gugus tugas. Nantinya, kemungkinan ada beberapa alternatif yang bisa diambil. Yaitu memanfaatkan puskesmas Bankarangkan II sebagai ruang perawatan COVID-19, atau bekerja sama dengan rumah sakit (RS) swasta di Kabupaten Klungkung.
"Kami di rumah sakit menunggu bagaimana kebijakan tim gugus tugas," ungkap Kesuma.
Baca Juga: Sejumlah Pasien COVID-19 di Klungkung Bali Alami Stres dan Depresi