Status Gawat Darurat di Klungkung Diperpanjang, Fokus Tes Rapid Masal

Sasarannya pedagang dan buruh di pasar tradisional

Klungkung, IDN Times - Tingginya angka kasus COVID-19 membuat Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Klungkung untuk memperpanjang masa tanggap darurat bencana sampai satu bulan ke depan. Perpanjangan ini kemudian dimanfaatkan untuk melakukan rapid test terhadap semua pasar tradisional yang dikelola oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung. Yaitu Pasar Kusamba, Pasar Mentigi dan Pasar Seni Semarapura.

Baca Juga: Pasar Kumbasari Jadi Kluster Baru, Ini Protokol Kesehatan di Pasar 

1. Satgas Gotong Royong di desa adat juga perlu dikasih perhatian

Status Gawat Darurat di Klungkung Diperpanjang, Fokus Tes Rapid MasalDok.IDN Times/Istimewa

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Klungkung mengambil langkah memperpanjang masa Tanggap Darurat Bencana mulai 1 Juli sampai dengan 31 Juli 2020.

Penetapan ini berdasarkan beberapa fakta terkait masih tingginya transmisi lokal COVID-19 di Klungkung. Per tanggal 26 juni 2020, sudah ada 143 kasus positif COVID-19 di Klungkung. Dari jumlah itu, 87 persennya adalah kasus transmisi lokal. Sementara untuk pasien yang sembuh berjumlah 56 orang, dan yang masih dalam perawatan sebanyak 87 orang.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Klungkung, I Nyoman Suwirta, meminta Satgas Gotong Royong untuk tidak kendor. Ia menilai perlu ada perhatian khusus kepada satgas di setiap desa adat.

"Kasihan satgas gotong royong, mereka kan ujung tombak di setiap desa. Setidaknya mereka dapat perhatian, seperti misalnya kebutuhan vitamin atau sedikit bekallah untuk mereka bertugas. Saya sudah minta Sekda untuk mengkaji hal ini. Mungkin bisa diambil dari dana yang kita alokasikan untuk penanganan COVID-19 ini," ungkap pria yang juga menjabat sebagai Bupati Klungkung ini, Rabu (1/7).

Baca Juga: Dilema Nakes di Klungkung: Tunjangan Dipotong, Insentif Belum Cair

2. Perpanjangan ini dimanfaatkan untuk melakukan rapid test massal di setiap pasar tradisional wilayah klungkung

Status Gawat Darurat di Klungkung Diperpanjang, Fokus Tes Rapid MasalDok.IDN Times/Istimewa

Perpanjangan masa tanggap darurat satu bulan ke depan, dimanfaatkan gugus tugas untuk melakukan screening terhadap pedagang dan buruh yang ada di pasar tradisonal. Apalagi dalam kasus COVID-19 di Klungkung, Pasar tradisional Galiran menjadi klaster transmisi lokal tertinggi.

"Setelah beberapa waktu lalu di Pasar Galiran kemarin (40/2), kami sudah lakukan rapid test massal ke pedagang dan buruh di Pasar Kusamba. Nanti beberapa hari ke depan rapid test massal juga di Pasar Seni Semarapura," tegas Suwirta.

Total ada 375 pedagang dan buruh di Pasar Kusamba yang menjalani rapid test. Sementara di Pasar Mentigi ada 215 orang yang jalani rapid test. Hasilnya, 23 orang di Pasar Kusamba reaktif. Sementara di Pasar Mentigi ada tiga orang yang hasilnya reaktif. Bagi warga yang hasilnya reaktif, langsung dilakukan swab.

"Ini kan langkah screening. Biar ketahuan penyebaran, dan kita petakan itu. Selanjutnya terapkan protokol kesehatan ketat di semua pasar. Kami tidak ingin pasar ini menjadi klaster penyebaran COVID-19," kata Suwirta.

3. Pedagang mengeluhkan sepinya pembeli

Status Gawat Darurat di Klungkung Diperpanjang, Fokus Tes Rapid MasalIDN Times/Wayan Antara

Meski sudah dibuka kembali Kamis (25/6) lalu, tapi para pedagang di Pasar Galiran mengeluhkan sepinya pembeli. Penghasilan mereka berkurang lebih dari 50 persen setelah Pasar Galiran jadi kasus transmisi lokal COVID-19 terbanyak di Klungkung.

"Masyarakat masih takut untuk datang ke Pasar Galiran. Penghasilan kami sampai anjlok lebih dari 50 persen," ungkap seorang pedagang, Jero Wati.

Tidak hanya itu, para pedagang masih banyak yang belum berdagang. Lapak mereka beberapa hari masih tutup, semenjak ada beberapa pedagang yang terinfeksi COVID-19.

"Semoga situasi segera normal. Kami juga sebenarnya takut, tapi apa boleh buat tetap harus ke pasar untuk bisa penuhi kehidupan sehari-hari," ungkap Jro Wati.

Melihat situasi itu, Suwirta meminta pedagang yang masih takut untuk bisa berjualan kembali seperti biasa.

"Tidak perlu takut, karena paling penting protokol kesehatan harus tetap dijalankan,” jelasnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya