Hanya Sekali Pakai, Begini Cara RSUD Klungkung Mengelola APD

APD ini termasuk bahan berbahaya dan beracun

Klungkung, IDN Times - Kita tahu bahwa tim medis memakai Alat Pelindung Diri (APD) untuk merawat pasien COVID-19. Video-video tim medis yang memakai berlapis-lapis APD juga sudah banyak bertebaran di berbagai media sosial (Medsos). Jadi kalian sudah bisa membayangkan bagaimana cara mereka memakainya dan ada berapa lapis. Namun APD yang mereka pakai ini hanya sekali pakai. Tidak boleh dipakai untuk berkali-kali. Kira-kira APD ini dibuang ke mana ya?

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Klungkung mengaku sangat berhati-hati dalam mengelola limbah medis APD, yang selama ini digunakan tim medis dalam merawat pasien. Lalu limbah APD ini dibawa ke mana? Berikut selengkapnya:

Baca Juga: Bedanya Rapid Test, Swab dan PCR! Lebih Akurat Mana?

1. RSUD Klungkung membuang ratusan APD setiap hari

Hanya Sekali Pakai, Begini Cara RSUD Klungkung Mengelola APDDok.IDN Times/Istimewa

RSUD Klungkung tidak mengelola sampah medisnya sendiri. Melainkan bekerja sama dengan pihak ketiga. Direktur Umum (Dirut) RSUD Klungkung, dr I Nyoman Kesuma, menjelaskan rata-rata tim medis menghabiskan ratusan APD setiap harinya selama pandemik COVID-19. Ia merincinya seperti ini:

  • APD level III: menghabiskan 15 set per hari
  • APD level II: 150 set per hari
  • APD level 1: 100 set per hari.

"Kami setiap hari menghabiskan ratusan APD untuk melayani pasien. Tidak hanya pasien COVID-19, tapi semua layanan petugas kami menggunakan APD," jelas Kesuma.

Baca Juga: Petugas Kesehatan COVID-19 di Klungkung Belum Terima Insentif

2. APD termasuk kategori limbah B3

Hanya Sekali Pakai, Begini Cara RSUD Klungkung Mengelola APDDok.IDN Times/Istimewa

Menurut Kesuma, APD termasuk dalam katagori limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Sehingga pihak rumah sakit tidak bisa sembarangan membuang limbah tersebut.

"Selama ini untuk limbah medis B3, termasuk APD, dikelola oleh pihak ketiga. Limbah medis itu dikelola di luar Bali, dengan sistem yang tentu sesuai ketentuan," katanya.

Sementara limbah nonmedis dibuang ke TPA Sente selama tiga minggu sekali.

"Rekanan kami itu datang untuk mengambil limbah medis dan dikelola di tempat lain," jelasnya.

3. Punya alat mengolah limbah tapi terbentur banyak persyaratan

Hanya Sekali Pakai, Begini Cara RSUD Klungkung Mengelola APDDok.IDN Times/Istimewa

Kesuma mengaku, RSUD Klungkung belum mampu mengelola limbah medis secara mandiri. Padahal RSUD Klungkung sejak tahun 2014 lalu sudah memiliki incenerator untuk limbah medis.

"Kami belum bisa mengelola limbah medis secara mandiri. Karena pengoperasian incenarator itu perlu izin dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sementara syaratnya cukup banyak yang belum bisa kami penuhi," ungkapnya.

Baca Juga: Transmisi Lokal Kian Marak, Klungkung Perpanjang Masa Darurat Bencana

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya