Dikhawatirkan Panic Buying, Pedagang di Klungkung Justru Mengeluh Sepi

Imbas dari wabah virus corona, perekonomian merosot 

Klungkung, IDN Times - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan jajaran polres melakukan pemantauan sejumlah komoditi pokok di Klungkung. Langkah ini dilakukan guna menghindari kemungkinan adanya panic buying di tengah wabah virus corona. Mereka juga memastikan stok sembako di tengah munculnya kebijakan social distancing dari pemerintah untuk mencegah penyebaran penularan virus corona.

1. Harga sejumlah komoditi naik drastis

Dikhawatirkan Panic Buying, Pedagang di Klungkung Justru Mengeluh SepiTPID dan Satgas Pangan mengecek ketersediaan sembako guna memastikan tidak ada panic buying, Jumat (20/3). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Kabupaten Klungkung, Ni Luh Ketut Ari Citrawati menjelaskan saat melakukan pemantauan, secara umum harga bahan pangan di tingkat eceran terpantau stabil dibandingkan minggu sebelumnya.

Namun ada beberapa komoditas yang cenderung mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan setiap harinya, salah satunya cabai rawit merah. Pada tanggal 16 Maret 2020 harganya mencapai Rp 42 ribu per kilogram. Sementara Jumat (20/3) harganya meningkat menjadi Rp 47 ribu per kilogram.

Harga gula pasir di tingkat pengecer harganya masih cukup tinggi yakni Rp 18 ribu per kilogram. Kondisi ini telah terjadi sejak bulan Februari lalu akibat pasokan yang terbatas.

"Kondisi ini diakibatkan terbatasnya pasokan, baik dari luar pulau maupun produksi lokal," ungkap Ari Citrawati, Jumat (20/3).

Harga buah-buahan, terutama buah import juga terpantau mengalami kenaikan harga antara Rp 2 ribu sampai dengan Rp 5 ribu per kilogramnya. 

2. Stok beras di Klungkung sekitar 30 ton

Dikhawatirkan Panic Buying, Pedagang di Klungkung Justru Mengeluh SepiTPID dan Satgas Pangan mengecek ketersediaan sembako guna memastikan tidak ada panic buying, Jumat (20/3). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Tim TPID dan Jajaran Satgas Pangan Polres Klungkung  fokus mengecek ketersediaan komoditi sembako. Selain mendatangi pasar dan toko, mereka juga mengejek stok beras di gudang Bulog.

"Stok beras di Kantor Gudang Bulog Banjarangkan ada sebanyak 33,5 ton. Harganya Rp 8.100 per kilogramnya," ujar Ni Luh Ketut Ari Citrawati.

Hasil dari pemantauan di pasar, stok bahan pangan terutama beras, gula pasir, dan minyak goreng mencukupi kebutuhan untuk selama 1 sampai 2 bulan ke depan.

"Rata-rata stok beras yang dimiliki saat ini antara 10 sampai dengan 30 ton. Kami rasa ini masih aman untuk 2 bulan ke depan," jelasnya.

3. Belum ada indikasi panic buying

Dikhawatirkan Panic Buying, Pedagang di Klungkung Justru Mengeluh SepiTPID dan Satgas Pangan mengecek ketersediaan sembako guna memastikan tidak ada panic buying, Jumat (20/3). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Hingga Jumat (20/3), jajaran Polres Klungkung belum menemukan adanya indikasi penimbunan dan panic buying  sebagai dampak dari adanya kebijakan Social Distancing yang diambil pemerintah untuk mencegah wabah COVID-19.

"Hal ini yang terus kami pantau dan memang belum ada indikasi penimbunan komoditi maupun panic buying di Klungkung," jelas Ari Citrawati.

Menurutnya, banyak pedagang yang mengeluhkan kondisi pasar yang sepi dan daya beli masyarakat yang rendah akibat dari wabah virus corona yang mengglobal.

"Ini kan menjelang Nyepi, seharusnya pasar sudah mulai ramai geliatnya. Tapi kata pedagang, saat ini sangat sepi. Ini juga imbas langsung dari kebijakan yang harus diambil pemerintah, selain memang pengaruh perekonomian secara global," jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya