Bali Waspada Fenomena La Nina, Gelombang Laut Diprediksi Tinggi

Kalau butuh bantuan pangkas pohon, segera hubungi BPBD ya

Klungkung, IDN Times - Memasuki bulan November 2021, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan akan datangnya badai La Nina di Bali. Fenomena alam ini diprediksi akan terjadi sampai bulan Februari 2022 mendatang.

Kondisi ini menandakan akan adanya peningkatan curah hujan sampai 70 persen di seluruh wilayah Bali. Terkait hal itu, masyarakat diminta waspada untuk mengantisipasi La Nina. Berikut beberapa fakta tentang badai La Nina yang diprediksi akan terjadi di Bali.

Baca Juga: Bangli Kawasan yang Rentan Bencana Alam di Bali

1. La Nina berarti anak gadis

Bali Waspada Fenomena La Nina, Gelombang Laut Diprediksi Tinggipexels.com/@jplenio

Dikutip dari Mirror, La Nina berasal dari Bahasa Spanyol yang artinya anak gadis. Sementara anak lelaki disebut El Nino, dan orangtuanya disebut El Viejo. Tiga perumpaan ini sering digunakan oleh para pelaut sejak zaman dahulu untuk mengenali cuaca.

Yang dimaksud dalam bahasa tersebut adalah La Nina untuk fase cuaca dingin, El Nino untuk fase cuaca hangat, dan El Viejo untuk fase cuaca normal.

Baca Juga: Sejarah Terbentuknya Pulau Bali, Diperkirakan Sejak 15 Juta Tahun Lalu

2. La Nina ditandai oleh curah hujan yang tinggi dan angin kencang

Bali Waspada Fenomena La Nina, Gelombang Laut Diprediksi TinggiIlustrasi Suasana Hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Dikutip dari laman resmi BMKG, badai La Nina ditandai oleh hujan berintensitas tinggi dan angin kencang. Secara umum, fenomena alam ini terjadi ketika memasuki musim penghujan, dan biasanya kerap terjadi bencana alam seperti banjir, longsor, hingga pohon tumbang.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan La Nina mengakibatkan terjadinya peningkatan curah hujan karena meningkatnya pembentukan awan hujan dengan tambahan massa udara basah.

Fenomena ini juga biasanya terjadi setiap tahun. Jika berkaca dari tahun 2020 lalu, La Nina diprediksi akan terjadi pada November 2021 sampai Februari 2022 mendatang.

3. Menyebabkan gelombang tinggi

Bali Waspada Fenomena La Nina, Gelombang Laut Diprediksi Tinggibmkg.go.id

Fenomena La Nina juga berdampak kepada tingginya gelombang laut yang disertai angin kencang. Hal ini tentu menjadi halangan bagi nelayan untuk melaut. Padahal beberapa wilayah di Bali sedang musim tangkapan ikan.

Seperti yang diungkapkan seorang nelayan asal Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, I Putu Kari. Menurutnya, dalam beberapa hari terakhir kondisi cuaca di laut sudah tidak menentu. Bahkan terkadang hujan lebat dan angin kencang.

"Padahal saat ini sudah mulai musim banyak ikan di Pantai Kusamba. Tapi kalau cuaca buruk, tentu tidak berani juga melaut karena risikonya tinggi melawan alam," ungkapnya.

4. Waspadai bencana pohon tumbang

Bali Waspada Fenomena La Nina, Gelombang Laut Diprediksi TinggiIDN Times/Wayan Antara

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Putu Widiada, menjelaskan fenomena La Lina biasanya terjadi bencana pohon tumbang secara signifikan. Selain banjir dan tanah longsor yang juga berpotensi terjadi.

"La Lina ditandai dengan hujan lebat disertai angin kencang, biasanya yang signifikan terjadi itu bencana pohon tumbang," ujar Widiada, Senin (1/11/2021).

Sehingga ketika ada peringatan La Lina dari BMKG, pihaknya kembali aktif melakukan upaya mitigasi dengan pemangkasan pohon perindang yang rawan tumbang.

"Bagi masyarakat yang di lingkungannya ada pohon yang rawan tumbang atau berbahaya, bisa melapor ke kami untuk upayakan mitigasi," sarannya.

5. Masyarakat aktif melakukan mitigasi dampak cuaca buruk

Bali Waspada Fenomena La Nina, Gelombang Laut Diprediksi TinggiIlustrasi hujan (IDN Times/Sukma Shakti)

Widiada menyatakan masyarakat tidak seharusnya takut berlebihan terhadap fenomena La Nina. Mengingat peristiwa ini setiap tahun terjadi di Indonesia. Justru yang lebih baik masyarakat menanggapinya dengan melakukan langkah mitigasi bencana.

"Misal saja masyarakat mulai membersihkan selokan agar tidak ada sumbatan yang menyebabkan banjir, atau memangkas pohon yang rawan tumbang," ungkap Widiada.

Ia juga menjelaskan, beberapa potensi bencana yang rawan terjadi di Klungkung terkait dengan potensi La Nina adalah banjir dan tanah longsor.

"Beberapa kejadian hujan lebat menyebabkan banjir di Klungkung, dan ini dapat dicegah dengan memastikan selokan atau saluran sir bersih," terangnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya