Cerita Kulkul di Puri Klungkung Berbunyi Sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klungkung, IDN Times - Masyarakat Bali dihebohkan oleh kulkul pajenengan (Pusaka) dari Puri Klungkung yang berbunyi sendiri, Selasa (24/3), atau tepat sebelum Hari Raya Nyepi berlangsung pad Rabu (25/3). Bagi sebagian masyarakat Bali, suara pajenengan kulkul pajenengan tersebut pertanda datangnya musibah di Bali. Meyakini hal itu, masyarakat Bali diminta membuat sarana upakara untuk menolak bala di Bali.
1. Masyarakat yakin mendengar suara kulkul pajenengan Puri Agung Klungkung
Hebohnya suara kulkul pajenengan Puri Agung Klungkung ini ramai diperbincangkan di media sosial (Medsos) lokal Bali, Selasa (24/3) petang lalu. Banyak masyarakat mengaku mendengar suara kulkul pajenengan tersebut. Karena mereka meyakini bunyi kulkul pajenengan tersebut membawa pesan datangnya suatu musibah besar.
Penglingsir Puri Klungkung, Ida Dalem Semaraputra, menjelaskan suara tersebut didengar oleh beberapa masyarakat. Bahkan suara itu diyakini terdengar berkali-kali. Ada yang malam, hingga tengah malam.
"Warga ada datang ke puri untuk menyampaikan hal itu. Karena kami di Bali dan tidak bisa lepas dari hal-hal niskala (Gaib), tentu hal itu kami yakini," ujar Ida Dalem Semaraputra, Selasa (24/3) lalu.
2. Masyarakat Bali diminta membuat sarana upakara penolak bala
Berdasarkan pawisik (Bisikan atau isyarat gaib) dari penekun spiritual, masyarakat Bali diharapkan membuat sarana upakara untuk menolak bala atau bencana.
Sarana upakara itu berupa daun pandan berduri tiga lembar yang diikat dengan benang tridatu, juga diberi cabai, bawang merah, dan pis bolong. Sarana upakara tersebut lalu dipasang di pintu rumah sebelah kanan.
"Sembari menjalankan keyakinan, umat juga kami imbau terap melaksanakan kebijakan social distance dari pemerintah," ungkap Ida Dalem Semaraputra.
3. Keyakinan suara kulkul pajenengan dari pandangan pemerhati sastra dan lontar Bali
Pemerhati sastra dan lontar Bali, I Dewa Ketut Soma, mengatakan dari beberapa sumber sastra Bali, ketika kulkul pajenengan Puri Klungkung itu berbunyi diyakini sebagai suara magis.
Hal itu ada hubungan historis antara Ida Dewa Agung Bhatara Dalem, dengan Ida Bhatara Sakti Tohlangkir dan Ida Dalem Ped di Nusa Penida.
“Bila akan ada kabrebehan (Bencana), grubug (Wabah) dan sejenisnya, kulkul pajenengan ini akan bersuara secara niskala (Gaib) tanpa ada yang memukulnya. Itu pertanda agar umat-Nya selalu ingat dan waspada akan sebuah marabahaya. Dengan situasi seperti itu, kita diingatkan untuk selalu waspada, perbanyak doa dan melakukan ritual kecil sesuai petunjuk beliau Hyang Kuasa,” ujarnya.
4. Jangan panik berlebihan dan tidak ikut menyebarkan informasi yang belum jelas sumbernya
Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Klungkung, I Putu Suarta, ketika dikonfirmasi enggan berkomentar jauh terkait suara kulkul pajenengan Puri Klungkung. Menurutnya, hal itu merupakan masalah keyakinan, dan harus ditanggapi positif dengan meningkatkan kewaspadaan.
"Dengan kondisi saat ini, pada intinya ikuti anjuran pemerintah, segala aktivitas termasuk keagamaan dilakukan dari rumah," kata Putu Suarta.
Putu Suarta yang juga sebagai Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Klungkung ini, juga meminta masyarakat tidak panik dan menanggapi berlebihan isu-isu yang tidak jelas sumbernya.
"Informasi bagi umat, bisa ditanya langsung ke PHDI dan MDA (Majelis Desa Adat)," jelasnya.