Cara Membedakan Arak Gula dan Arak Karangasem Menurut Penikmat di Bali

Arak gula di Bali bikin jatuh harga pasaran arak tradisional

Karangasem, IDN Times - Keberadaan arak dari bahan fermentasi gula telah meresahkan para perajin arak lokal. Terkait keluhan ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Karangasem segera menertibkan arak fermentasi gula, yang selama ini telah merusak harga dari arak tradisional yang terbuat dari hasil distilasi (Penyulingan) nira. Ada caranya untuk membedakan kualitas arak gula dan arak Karangasem. Simak ulasannya di bawah ini:

Baca Juga: Jeritan Petani Arak Tradisional di Bali: Arak Fermentasi Membunuh Kami

1. Penertiban ini berdasarkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020

Cara Membedakan Arak Gula dan Arak Karangasem Menurut Penikmat di BaliPerajin arak tradisional di Desa Besan, Kabupaten Klungkung. (IDN Times/Wayan Antara)

Bupati Karangasem, I Gede Dana, sudah mendengarkan keluhan dari para perajin arak tradisional yang resah dengan kehadiran arak gula di pasaran. Bahkan keberadaannya menyebabkan harga arak tradisional di pasaran hancur.

Untuk menindaklanjuti hal ini, pihaknya segera menertibkan produsen arak yang terbuat dari fermentasi gula. Penertiban ini berdasarkan pada Peraturan Gubernur (Pergub) Bali Nomor 1 Tahun 2020 Tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Distilasi Khas Bali, yang sudah diberlakukan.

"Kalau ini dibiarkan, kan bisa tidak ada lagi warga yang mau membuat arak dengan cara tradisional. Bisa tutup pembuat arak tradisional," ujar Gede Dana, Rabu (5/5/2021).

Apalagi kualitas arak fermentasi gulasangat buruk, dan dapat memengaruhi penilaian masyarakat umum terhadap arak Bali.

Baca Juga: Beredar Arak Fermentasi dari Gula Pasir di Bali Dijual Lebih Murah

2. Masyarakat diminta tidak tergiur dengan harga arak Bali yang murah

Cara Membedakan Arak Gula dan Arak Karangasem Menurut Penikmat di BaliIlustrasi Arak. (Instagram.com/dewata.vespa.restorasi)

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Karangasem, Wayan Sutrisna, mengatakan pihaknya sedang membentuk tim untuk menertibkan arak gula.

"Pembuatan arak gula akan ditindaklanjuti. Keberadaan arak gula ini sangat merugikan para petani arak tradisional. Penertiban sesuai peraturan gubernur," kata Sutrisna.

Ia berharap para konsumen juga tidak serta merta tergiur dengan harga arak yang terlampau murah di pasaran. Karena besar kemungkinan itu adalah harga arak fermentasi gula yang kualitasnya jauh di bawah arak hasil distilasi nira kelapa atau aren.

Menurutnya, peredaran arak fermentasi gula sudah berdampak luas kepada para perajin arak tradisional. Apalagi jumlah produsen arak tradisional di Kabupaten Karangasem tidak sedikit.

Berdasarkan data dari Disperindag)Karangasem, jumlah perajin arak di Kabupaten Karangasem sebanyak 7.700 orang yang tersebar di Kecamatan Manggis, Kecamatan Sidemen, Kecamatan Abang, dan Kecamatan Kubu. Berikut ini data detailnya:

  • Kecamatan Manggis: 800 orang
  • Kecamatan Abang: 2.500 orang
  • Kecamatan Kubu: 600 orang
  • Kecamatan Sidemen: 3.800 orang.

Dalam kondisi normal, produksi arak di Karangasem mencapai 2.650.000 botol per tahun. Jika dikalkulasikan per bulannya, berarti petani arak di Karangasem mampu memproduksi sekitar 220 ribu botol.

3. Arak fermentasi gula bikin para produsen arak lokal pusing

Cara Membedakan Arak Gula dan Arak Karangasem Menurut Penikmat di BaliIlustrasi perajin arak Bali. (IDN Times/Wayan Antara)

Penjualan minuman tradisional beralkohol di Bali tidak berkembang seperti yang diharapkan. Seperti yang dialami oleh seorang perajin arak tradisional asal Desa Tri Eka Bhuana, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, I Nyoman Windra, yang pernah diwawancara IDN Times, Kamis (25/2/2021) lalu.

Menurutnya, penjualan arak yang dibuat secara tradisional melalui sulingan nira aren atau kelapa, anjlok. Hal ini karena beredarnya arak yang difermentasi dengan gula. Arak itu bisa dijual lebih murah daripada arak hasil sulingan nira aren atau kelapa.

"Perajin arak sekarang pusing, karena beredar arak fermentasi gula. Arak yang dibuat secara tradisional sejak dulu kalah saing karena harga," ungkapnya.

Harga arak gula pasir bisa dijual antara Rp10 ribu sampai Rp15 ribu per botol 600 ml. Sedangkan arak hasil sulingan sadapan nira aren atau kelapa harganya berkisar Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per botol 600 ml.

"Harganya arak jadi jeblok, perajin arak di sini malah pusing," keluhnya.

4. Arak fermentasi gula tidak dapat disimpan lama

Cara Membedakan Arak Gula dan Arak Karangasem Menurut Penikmat di BaliIlustrasi arak Bali. (IDNTimes/Wayan Antara)

Seorang penikmat arak asal Sidemen, Kabupaten Karangasem, I Made Mahardika, menjelaskan jika berbicara kualitas, arak hasil distilasi nira jauh lebih baik dibandingkan arak fermentasi gula. Jika arak fermentasi gula rasa dan baunya tajam, kasar, serta tidak dapat bertahan lama. Beda halnya arak distilasi khas Karangasem, yang biasanya lebih bisa smooth atau halus.

"Arak distilasi semakin lama disimpan, semakin bagus kualitasnya. Kalau arak fermentasi gula, buat tenggorokan sakit karena rasa dan baunya tajam. Serta disimpan dua hari saja sudah tidak layak minum," jelasnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya