ilustrasi kelapa (unsplash.com/Louis Hansel)
Sindreg melanjutkan, salah satu warga yang juga pengusaha kelapa akhirnya menyumbang sabut kelapa untuk menimbun sisi jembatan yang jebol. Meski sudah diurug dengan sabut kelapa, namun banyak yang memilih untuk tidak melintasi jembatan tesebut karena takut.
"Jembatan ini biasanya dilalui kendaraan yang membawa hasil bumi. Semenjak rusak, kebanyakan tidak berani lewat jembatan tersebut dan memilih jalan memutar," ujar Sindreg.
Sindreg mengakui, kondisi jembatan yang rusak ini berdampak langsung pada perputaran ekonomi warga, terutama dalam distribusi hasil bumi, seperti kelapa dan gabah. Setelah jembatan rusak, kendaraan angkut terpaksa memutar ke jalur selatan yang memakan waktu cukup lama.
“Kalau roda dua masih memungkinkan untuk melewati jembatan tersebut,” katanya.