Denpasar, IDN Times - Sejumlah aktivis lingkungan tergabung dalam Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bali, Kekal (Komite Kerja Advokasi Lingkungan Hidup), dan Frontier Bali mengkritisi sejumlah dampak yang dinilai akan mengancam ruang dan lingkungan hidup di Serangan.
Direktur Eksekutif Walhi Bali, Made Krisna Dinata, memaparkan pada konferensi pers di Kubu Kopi, Jalan Hayam Wuruk, Kota Denpasar terkait temuan dampak investasi PT BTID (Bali Turtle Island Development) terhadap ruang hidup di Pulau Serangan. Ada sederet hal yang dikritisi Walhi Bali di antaranya sebagai berikut.