Klungkung, IDN Times - Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, menggugah kesadaran para pecinta sepak bola Indonesia untuk membatasi fanatisme berlebih terhadap klub kesayangan. Berbagai masalah kerap muncul karena fanatisme berlebih penonton, mulai dari melakukan demontrasi, hingga kerusuhan yang merusak fasilitas umum di dalam stadion dan sekitarnya.
Dalam peristiwa seperti ini, biasanya klub yang sering kali menjadi pihak yang juga dirugikan karena harus berhadapan dengan sanksi PSSI. Berbeda halnya dengan kejadian di Stadion Kanjuruhan yang sampai menyebabkan 125 korban jiwa, yang tentunya harus dipertanggung jawabkan oleh semua pihak.
Rasa duka juga dirasakan manajemen, pemain, hingga suporter Bali United. Manajemen bersama suporter bersama-sama melaksanakan doa bersama, sebagai bentuk belasungkawa.
Bali United yang baru berusia 7 tahun, selama ini memiliki hubungan yang sangat erat dengan kelompok suporternya. Pasca tragedi di Kanjuruhan, penting untuk dibahas kembali bagaimana hubungan pihak manajemen klub Bali United dan suporternya.