Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gaji (IDN Times/Arief Rahmat)

Karangasem, IDN Times - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karangasem telah menetapkan besaran Upah Minimum Kabupaten (UMK) untuk tahun 2023. Besaran UMK Karangasem pada tahun 2023 diputuskan naik 6,84 persen.

UMK yang awalnya Rp2.555.470, kini menjadi Rp2.730.264. Penentuan besaran kenaikan upah itu berdasarkan hasil Kesepakatan Dewan Pengupahan yang melibatkan pemerintah, akademisi, asosiasi pengusaha, dan serikat pekerja.

Hanya saja ternyata selama ini masih banyak pekerja di Kabupaten Karangasem yang digaji dibawah UMK. Mereka tidak berani terlalu menuntut untuk mendapatkan gaji sesuai UMK. Mengapa demikian? Karena mereka masih membutuhkan pekerjaan, terutama saat ketidakpastian ekonomi karena pandemik COVID-19.

1. Gede Y bertahun-tahun digaji di bawah UMK

ilustrasi uang (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Seorang pekerja di Karangasem, Gede Y (28), mengaku tidak begitu menanggapi berita kenaikan UMK di beberapa daerah di Bali. Baginya berapapun besaran UMK yang ditetapkan, tidak berdampak baginya. Selama 5 tahun bekerja di sebuah perbankan di Karangasem, Gede Y selalu mendapatkan gaji di bawah UMK.

“Saya sudah 5 tahun bekerja, tapi gaji masih saja di bawah UMK. Jadi bagi saya tidak penting berita-berita kenaikan UMK ini, karena tidak berdampak pada saya pribadi,” ujar Gede Y.

Ia terang-terangan mengatakan bahwa saat ini hanya mendapat gaji Rp1,8 juta. Ia pun enggan menuntut lebih jauh terkait hal ini, karena ia mengaku hanya sebagai pegawai biasa.

“Tidak berani terlalu banyak menuntut. Dalam situasi pandemik seperti saat ini, masih bekerja saja sudah sangat bersyukur,” ungkap Gede Y. 

Hal serupa diungkapkan Gede PR (32). Ia selama ini juga masih mendapat gaji di bawah UMR di Karangasem. Ia berharap penentuan besaran UMK ini tidak sekadar angka yang dipublikasi, tapi bisa diterapkan oleh setiap perusahaan.

2. Sesuai dengan Permenaker Nomor 18 tahun 2022

Editorial Team

Tonton lebih seru di