Lokasi pohon beringin sakral yang dipanjat Samuel Lockton. (IDN Times/Wira Sanjiwani)
Bendesa Adat Kelaci Kelod, I Gusti Made Astawa, mengatakan upacara tersebut digelar sesuai kesepakatan bersama prajuru dan petunjuk niskala. Berdasarkan kesepakatan itu, maka upacara pembersihannya menggunakan sarana banten Prayascita dan Tebasan Durmanggala. Makna dari upacara ini adalah untuk pembersihan secara niskala (gaib).
Upacara ini sama seperti yang dilakukan desa adat, yaitu memangkas dahan pohon ketika hujan angin beberapa waktu lalu untuk menghindari pelinggih tertimpa pohon.
"Jadi habis pemangkasan, kami haturkan Prayascita Durmanggala," katanya.
Astawa menambahkan, pohon beringin ini tumbuhnya di luar pura atau areal setra (kuburan). Meskipun begitu, pohon tersebut disakralkan karena di bawahnya ada patung Pancadatu atau patung pengulun setra berwujud celuluk.