Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
39_parade-sampi-gerumbungan-meriahkan-lovina-festival-2025-wujud-nyata-pelestarian-budaya-buleleng_07-18-52.jpg
Tradisi Sampi Gerumbungan di Kabupaten Buleleng. (Dok.Pemkab Buleleng)

Buleleng, IDN Times - Warga memenuhi seisi Lapangan Desa Kaliasem Sabtu lalu, 26 Juli 2025. Mereka menyaksikan Parade Sampi Gerumbungan sebagai rangkaian Lovina Festival 2025 di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Parade ini menampilkan atraksi sapi jantan khas Buleleng dengan hiasan tradisional dan dituntun oleh para pekembar berpakaian adat. Kegiatan ini tidak hanya menjadi daya tarik wisata, tetapi juga simbol kekayaan budaya lokal yang patut dijaga dan diwariskan. Apa itu Parade Sampi Gerumbungan dan bedanya dengan Karapan Sapi? Berikut ini ulasan selengkapnya.

Kilas sejarah sapi gerumbungan telah ada sebelum tahun 1910-an

foto hanya ilustrasi (pexels.com/Alexas Fotos)

Berawal dari tradisi petani Bali ketika membajak sawah, Sampi Gerumbungan telah hidup sebelum tahun 1910-an. Sampi adalah Bahasa Bali dari sapi, sedangkan gerumbungan merupakan genta kayu atau keroncongan berukuran besar. Genta kayu itu dikalungkan pada leher sapi dan menghasilkan suara khas.

Jurnal ilmiah berjudul Tradisi Sampi Gerumbungan di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali (Pemertahanan dan Pemanfaatannya sebagai Rancangan Buku Suplemen Bahan ajar IPS SMP), menyebutkan tidak ada catatan pasti terkait Sampi Gerumbungan. Namun, catatan kunjungan Miguel Covarrubias ke Bali sekitar tahun 1930-an bisa jadi petunjuk.

Covarrubias menyebutkan Sampi Gerumbungan sebagai perayaan dan olahraga untuk menyenangkan dewa-dewa yang dilakukan oleh para petani kaya di Bali Utara. Seiring perjalanan waktu, Sampi Gerumbungan menjadi perlombaan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng dalam rangka perayaan hari nasional (HUT RI dan HUT Kota Singaraja). Kemudian, Sampi Gerumbungan ini menjadi agenda tahunan untuk promosi pariwisata Buleleng.

Sapi langka keturunan langsung Sapi Gerumbungan

foto hanya ilustrasi (Pexels.com/Philipp)

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat, pelestarian Tradisi Sapi Gerumbungan berkaitan dengan jenis sapi yang digunakan. Melandrat mengatakan, jenis sapi gerumbungan cukup langka di Buleleng karena harus keturunan langsung dari sapi gerumbungan (sapi yang pernah mengikuti parade Sampi Gerumbungan). 

“Butuh waktu sekitar lima tahun untuk memelihara satu sapi hingga siap tampil. Maka dari itu, pemerintah hadir untuk membantu pelestarian dengan mengedepankan komunikasi, inovasi, dan evaluasi yang dilakukan secara berkala," kata dia.

Melandrat menyebutkan, pelestarian Tradisi Sampi Gerumbungan harus terus berlanjut. Sebab tradisi ini adalah satu-satunya kekhasan yang hanya ada di Buleleng. Sementara, Sekretaris Daerah Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, turut menyampaikan apresiasi kepada para peternak sapi Gerumbungan yang telah menjaga keberlangsungan tradisi ini.

“Pelestarian budaya melalui sapi ini tidak bisa berjalan tanpa peran mereka," ujar Suyasa.

Perbedaan parade Sampi Gerumbungan dan Karapan Sapi

ilustrasi karapan sapi Madura (commons.wikimedia.org/Ivuvisual)

Sekilas tidak ada perbedaan khusus antara Parade Sampi Gerumbungan dengan Karapan Sapi khas Madura, Jawa Timur. Sampi Gerumbungan mengenakan berbagai perlengkapan seperti uga, lampit, penyelah, penanggu, pot, kober, rumbing, badong, keroncongan, dan gelang sapi atau gongseng.

Uga merupakan alat yang diletakkan pada leher sapi. Pada uga terpasang komponen lain yaitu penyelah yang berada di tengah-tengah, penanggu yang diletakkan pada ujung kiri kanan uga, pot dan kober (umbul-umbul kecil) berada di antara penyelah dan penanggu yang berfungsi untuk meramaikan komposisi hiasan.

Sementara, perlengkapan Karapan Sapi tak jauh dari asal-usul penamaannya. Penyebutan Karapan Sapi karena dua pasang sapi jantan diadu cepat larinya (ê kerrap) sejauh jarak tertentu. Seorang joki mengendalikan sepasang sapi (bhuto atau tokang tongko’) memakai perlengkapan berupa pangonong (hiasan atau aksesori) dan kalêlês, yang paling awal sampai ke garis finis dianggap sebagai pemenang.

Baik Karapan Sapi maupun Sampi Gerumbungan memiliki ciri khas masing-masing. Kedua tradisi ini terbangun dari ciri khas dan keunikan daerah masing-masing. Kalau kamu, apakah memiliki tradisi balapan sapi seperti di Buleleng dan Madura? Yuk berbagi cerita.

Editorial Team