Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tokoh Konservasi di Bali Raih Penghargaan Ocean Legacy Awards 2025

CTC
Penghargaan Ocean Legacy Awards 2025 (Dok.IDN Times/istimewa)
Intinya sih...
  • Lima tokoh konservasi di Bali meraih Ocean Legacy Awards 2025
  • Tujuh tokoh dari luar Bali juga menerima penghargaan Ocean Legacy Awards
  • Tiga tokoh dari luar Indonesia juga menerima Ocean Legacy Awards
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Denpasar, IDN Times - Rayakan 15 tahun aksi, inovasi, dan kolaborasi dalam konservasi laut, Coral Triangle Center (CTC) menggelar Ocean Legacy Awards untuk memberikan penghormatan kepada mitra, individu, maupun komunitas yang berdedikasi melindungi laut dan keanekaragaman hayatinya. Perayaan ini memberikan apresiasi kepada 15 sosok inspiratif yang berhasil menghadirkan solusi inovatif, menyeimbangkan perlindungan lingkungan dengan kesejahteraan masyarakat.

Chair of the CTC Board of Trustees, Yuli Ismartono, mengatakan penerima penghargaan ini dipilih berdasarkan nilai inti (core value) CTC, yaitu keunggulan (excellence), pengelolaan lokal (local stewardship), kolaborasi, dan hasil nyata (results). Keunggulan mencerminkan komitmen teguh terhadap integritas, kepemimpinan, dan kemajuan konservasi laut di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.

“Komitmen bersama dari pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan individu menjadi penting untuk memastikan generasi mendatang mewarisi laut yang sehat dan produktif," ujarnya.

1. Lima nama penerima penghargaan Ocean Legacy Awards dari Bali

CTC
Penerima penghargaan Ocean Legacy Awards 2025 dari Bali (IDN Times/Ayu Afria)

Beberapa pihak yang mendapatkan Ocean Legacy Awards 2025 berbasis di Bali adalah:

  • I Kadek Artona Yasa, Sekretaris Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) Gili Bhuana, Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung. Dek Tono, sapaannya, secara aktif mendukung konservasi laut di Nusa Penida melalui pendidikan lingkungan, restorasi terumbu karang dan mangrove, serta kolaborasi dengan CTC dan UPTD KKP.

  • Ni Wayan Damiasih, Guru Sekolah Dasar Negeri 2 Sanur, Kota Denpasar. Ni Wayan Damiasih dinobatkan sebagai Guru Terbaik tahun Ini dalam program Ocean Keeper Club CTC karena membimbing siswa dan mempromosikan pendidikan kelautan tentang terumbu karang, mangrove, serta konservasi laut.

  • Ni Luh Putu Wira Astuti, Founder of Sandu Care, Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung. Ni Luh Putu Wira Astuti mendirikan Sandu Care untuk menciptakan produk ramah lingkungan berbahan rumput laut, mendukung mata pencaharian lokal, serta menambah nilai sumber daya laut melalui inovasi berkelanjutan.

  • Sam Bencheghib, Co-Founder Sungai Watch Bali. Sam Bencheghib mendirikan Sungai Watch untuk melawan polusi plastik, memasang lebih dari 180 penghalang sungai dan mengumpulkan lebih dari 3 juta pon sampah, sekaligus melibatkan komunitas dalam kegiatan bersih-bersih dan edukasi.

  • Edward Speirs, Managing Editor NOW! Bali Magazine. Edward Speirs menggunakan storytelling dan media untuk menyoroti budaya serta lingkungan Bali. NOW! Bali mempromosikan inisiatif konservasi dan menginspirasi tindakan untuk melindungi ekosistem pulau.

2. Tujuh nama dari luar Bali juga menerima penghargaan Ocean Legacy Awards

Terumbu karang (freepik.com/bedneyimages)
Terumbu karang (freepik.com/bedneyimages)

Selain itu, penerima penghargaan Ocean Legacy Awards dari luar Bali adalah:

  • Dr Ir Suseno Sukoyono, Advisory Board Member Coral Triangle Center. Suseno Sukoyono adalah pendukung lama konservasi laut berbasis masyarakat dan pengembangan kapasitas untuk pengelolaan laut berkelanjutan. Ia telah mewakili Indonesia dalam perundingan ASEAN, IORA, RFMO, dan WTO, serta memimpin CTI-CFF sebagai Ketua Pelaksana Sementara. Ia juga berkontribusi pada inisiatif global bersama FAO, ILO, dan UNEA.

  • Dr Firdaus Agung, Direktur Konservasi Ekosistem, Kementerian Kelautan, dan Perikanan (KKP). Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang konservasi laut, ia memimpin pengembangan Kawasan Konservasi Perairan (KKP) dan mendorong OECM di Indonesia. Ia membantu meluncurkan Panduan Analisis Biaya-Manfaat Nasional untuk memastikan konservasi memberikan manfaat bagi masyarakat pesisir, serta mewakili Indonesia di International Coral Reef Initiative.

  • Lilly Aprilya Pregiwati, Kepala Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan KKP. Lilly memimpin upaya pengembangan sumber daya manusia yang terampil di sektor kelautan dan perikanan, membekali masyarakat dan profesional dengan pengetahuan untuk praktik berkelanjutan dan ketahanan pangan.

  • Amehr Hakim, Direktur Pembinaan penataan Ruang Laut KKP. Amehr Hakim mengawasi desain jaringan KKP Indonesia untuk menyeimbangkan prioritas ekologi dengan kebutuhan masyarakat. Ia telah memajukan target konservasi nasional melalui pengelolaan sumber daya laut dan pesisir.

  • Dr Ir Erawan Asikin, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemerintah Provinsi Maluku, yang memimpin pembentukan KKP di Pulau Buano, Kepulauan Lease, dan Kepulauan Ay-Rhun. Ia mempelopori pengelolaan KKP yang menghasilkan pendapatan, serta membangun kemitraan dengan LSM. Ia juga meluncurkan inisiatif pengembangan industri rumput laut dan restorasi lamun.

  • Christina Maritje Lawalata, Raja Negeri, Desa Mahu, Pulau Saparua, Kepulauan Lease yang memimpin konservasi berlandaskan hukum adat, melindungi hutan, pesisir, dan habitat laut. Ia mengembangkan Mahu sebagai desa wisata, memberdayakan kelompok perempuan, serta meluncurkan bank sampah untuk mengatasi pencemaran laut.

  • Masnah La Empe, Ketua Kelompok Perempuan Pengelola Sampah Raudatul Jannah di Pulau Rhun, Kepulauan Banda. Masnah memimpin pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan mengubah sampah menjadi ecobrick, kompos, dan bahan daur ulang, sehingga menginspirasi partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam konservasi laut.

3. Tiga nama dari luar Indonesia juga menerima Ocean Legacy Awards

ilustrasi terumbu karang di laut (pexels.com/Francesco Ungaro)
ilustrasi terumbu karang di laut (pexels.com/Francesco Ungaro)

Penerima penghargaan 2025 Ocean Legacy Awards dari luar Indonesia di antaranya:

  • HE Acacio Guterres, Director General for Fisheries, Ministry of Agriculture, Livestock, Fisheries and Forestry Timor-Leste yang memajukan perikanan berkelanjutan, memperkuat kerja sama regional melalui CTI-CFF, dan mendukung lebih dari 1.300 kelompok nelayan dengan peralatan modern. Ia juga mengedepankan penggunaan alat digital seperti PeskAAS serta memimpin pembentukan kawasan konservasi perairan (MPA) di Timor-Leste.

  • Dr Frank Keith Griffin, Executive Director, Coral Triangle Initiative on Coral Reefs, Fisheries, Food Security (CTI-CFF) Regional Secretariat. Dr Frank Griffin memimpin pengelolaan sumber daya laut regional di enam negara Coral Triangle. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di bidang tata kelola dan konservasi, ia telah membangun kemitraan yang kuat serta mendorong kolaborasi untuk perlindungan keanekaragaman hayati laut.

  • Constancio Dos Santos, Head of Marine Spatial Planning Department, Ministry of Agriculture, Livestock, Fisheries and Forestry, Timor-Leste. Constancio dos Santos Silva mengarahkan kebijakan dan zonasi laut, mengintegrasikan kawasan konservasi perairan (MPA) ke dalam kerangka nasional, serta berkontribusi pada proyek ekosistem regional. Ia berperan penting dalam pembentukan MPA di Atauro, Samba Sembilan, dan Nino Konis Santana.

Share
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us