Tingkat Vaksinasi Cacar Api di Indonesia Masih Rendah

Denpasar, IDN Times - Herpes Zoster atau Cacar Api merupakan ruam menyakitkan yang disebabkan oleh reaktivasi virus varisela, dan juga menjadi penyebab Cacar Air. Menurut Ketua Satgas Imunisasi Dewasa, Dokter Sukamto Koesnoe, penyakit ini berdampak pada komplikasi nyeri pada fisik, mengganggu kualitas hidup seseorang hingga frustrasi. Rasa nyeri yang ditimbulkan digambarkan sebagai skala 6-8 tingkat dari nyeri pada umumnya.
"Cacar Api ini adalah reaktivasi dari Cacar Air. Berapa risikonya itu akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur," terangnya.
1. Siapa yang berisiko terkena Cacar Api?

Menurut Sukamto, faktor risiko utama seseorang terkena Cacar Api ini adalah usia di atas 50 tahun, gangguan imun, diabetes melitus, penggunaan imunosupresan, HIV/AIDS, stres kronis, dan riwayat Cacar Air. Angka kasusnya di Indonesia 2-3 per 1000 orang per tahun pada usia 20-50 tahun, dan 8-10 kasus per 1000 orang per tahun pada usia lebih dari 60 tahun.
Dalam kasus ini, banyak orang dewasa yang harus menjalani perawatan dibandingkan dengan usia anak-anak. Hal ini karena tingkat imunitas sel seseorang yang berbeda.
"Prevalensi meningkat seiring pertambahan usia. Makin bertambah usia, kejadiannya akan makin tinggi dan komplikasi serius terjadi pada 13-26 persen kasus. Jadi intinya gini, kalau ada orang dewasa terinfeksi virus mau flu, campak, cacar, herpes sebetulnya sebuah alarm bahwa daya tahan tubuh kita sedang turun," terangnya.
2. Angka vaksinasi Cacar Api di Indonesia masih rendah

Ia mengatakan, sekitar 5000 orang di Indonesia telah menggunakan vaksin Cacar Api. Jumlah ini diungkapnya masih sangat kecil jika dibandingkan negara tetangga Indonesia seperti Vietnam dan Filipina. Sehingga apabila Indonesia ingin menyeluruh menerapkan vaksinasi Cacar Api ini, diperlukan kajian dan pemerintah aware dengan kondisi tersebut.
"Ini kan vaksin baru. Ini kan baru dirilis disetujui oleh BPOM tahun lalu. Nah, tentu saja satu cara adalah melakukan edukasi seperti ini," terangnya.
Cacar api ini lebih tinggi berisiko terhadap penyakit kardiovaskuler, dan meningkatkan kejadian serangan jantung, serta penyakit paru-paru kronik dan gagal ginjal kronik.
3. Masyarakat perlu diedukasi pencegahan Cacar Api

Ketua IDI Cabang Denpasar, I Ketut Widiyasa, mengatakan pada praktiknya penyakit ini banyak dialami oleh masyarakat. Namun kemudian kasusnya hanya menjadi rahasia antara dokter, pasien, dan keluarga pasien.
Pihaknya berharap sosialisasi pemahaman kasus ini akan meningkat di masyarakat. Upaya edukasi ini sebagai langkah pencengahan Cacar API secara bersama-sama. Pencegahan secara klinis lainnya adalah melalui vaksinasi.
"Kalau kita sudah mengenal penyakit ini secara detail, tentu pencegahannya dapat kita lakukan secara masif," terangnya.