Kepala Badan Narkotika Nasional RI, Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose. (Dok.IDN Times/istimewa)
Sementara itu usai acara puncak HANI pada Senin (27/6/2022) pagi di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kepala Badan Narkotika Nasional RI, Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose, mengungkapkan untuk meminimalisir peredaran gelap narkotika, dilakukan dengan menjalin kerja sama baik nasional, regional, maupun internasional.
Ia menyebutkan Sumatra Utara masuk dalam indikator kerawanan narkotika tertinggi di Indonesia. Perlu dilakukan operasi bersama dengan melibatkan stakeholder.
Pada sektor kerja sama, telah terjalin kerja sama melalui 161 nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, baik instansi pemerintah maupun komponen masyarakat. Kemudian kerjasama regional dan international telah terjalin dengan 24 negara/lembaga/dan mitra luar negeri dalam penanggulangan permasalahan narkotika.
“Telah dilakukan penandatanganan MoU dengan 10 negara antara lain Australia, Nigeria, Peru, Maroko, India, Filipina, Fiji, Kolombia, Thailand, dan Sri Lanka. Serta Letter Of Intent (LoI) antara BNN RI dan Kementerian Keamanan Publik Ekuador. Pada tahun 2021, BNN juga telah menghadiri Asean Ministerial Meeting on Drug Matters yang diselenggarakan oleh Kamboja secara virtual,” jelasnya.
Selain itu, juga dilakukan pengembangan kompetensi sumber daya manusia pada tingkat kerja sama internasional yang bekerja sama dengan Australian Federal Police (AFP), Australian Border Force (ABF), United States Drugs Enforcement Administration (US DEA), Ilea Narcotics Investigations Course Thailand, Academic Course Directorate of Anti Narcotics of Colombia National Police, Disclosure and Investigation of Crimes in The Field on Drug Trafficking Russia.