Temuan kerangka WN Spanyol di Nusa Dua, Kabupaten Badung. (Dok. IDN Times / Polresta Denpasar)
I Wayan Nalo mengakui bahwa banyak tetangga yang komplain terhadap sikap dan kondisi rumah Mario saat itu yang disebut seperti hutan. Berdasarkan keterangan dari tetangga, sikap Mario dikenal kurang bersahabat, sehingga tidak ada yang tahu di manakah Mario berada saat itu.
Seorang tetangga pernah meminta izin kepada Nalo untuk merompes pohon mangga di halaman rumah yang ditempati Mario karena di sana banyak ular besar ditemukan di pohon tersebut.
Setelah mendapatkan laporan dari warga dan datang ke lokasi rumah yang seperti hutan tersebut, Wayan Nalo berusaha mencari informasi pemilik rumah. Berdasarkan kabar yang ia dengar, Mario hanya mengontrak di sana selama 25 tahun.
Berdasarkan hasil pengecekan dari laporan wajib pajak, alamat yeng ditempati Mario tersebut adalah milik Alit Suteja, yang sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Pemilik rumah pun juga tidak pernah berkoordinasi dengan Kaling setempat.
Nalo juga mempertanyakan, apabila memang rumah tersebut dikontrakkan, mengapa pemilik rumah tidak pernah mengecek kondisi rumah itu? Apalagi dengan adanya komplain warga terkait kondisi rumah tersebut.
“Bukannya kami diam dengan permasalahan ini. Karena kewenangan kami kan ada batasnya. Kami terus berjuang untuk menggali informasi karena rumahnya itu sangat kumuh-kumuh sekali. Kami sudah pernah laporkan ke imigrasi. Saya sempat menanyakan ke Camat, ini kok hilang ke mana pak? Kan kita berandai-andai, katanya dia di penjara, katanya dia pulang kampung. Kan begitu laporan di warga,” ungkapnya.
Temuan kerangka WN Spanyol di Nusa Dua, Kabupaten Badung. (Dok. IDN Times / Polresta Denpasar)
Nalo juga mempertanyakan sikap pihak yang mengatas namakan anak angkat Mario, mengapa tidak melapor jika sudah lama tidak bertemu dengan Mario. Diketahui bahwa anak angkat Mario tersebut juga tidak melapor saat akan membongkar rumah Mario dan baru hanya melapor saat ada temuan kerangka saja.
“Nah itu lah yang terjadi. Artinya kerjasama antara WNA, pemilik rumah, itu harus kita pertajam. Kalau warga kami sangat peduli sekali, tapi kenyataannya, realitanya seperti itu. Yang di depan rumah aja, untuk keberadaan yang bersangkutan tidak tahu. Apalagi Kalingnya agak jauhan rumahnya,” ungkapnya.