Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
(Ilustrasi pemilu) IDN Times/Imam Rosidin

Denpasar, IDN Times - Meski hasil hitung cepat sudah keluar, tak menyurutkan niat Ati Suhendro datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) 5 Dauh Puri, Denpasar Barat, untuk mengikuti pemungutan suara ulang (PSU), Kamis (25/4). Ia tetap menyalurkan suaranya sebagai bentuk usaha agar pasangan calon (Paslon) pilihannya menjadi RI 1 meski harus mengulangi pencoblosannya.

Sebagaimana diketahui, sejumlah lembaga survei sudah mengeluarkan hasil hitung cepatnya (Quick count). Hasilnya, Paslon 01, Joko Widodo-Ma'aruf Amin unggul.

1. Ia tak peduli dengan hasil quick count

IDN Times/Imam Rosidin

Ati masih sangat yakin bahwa suaranya yang disalurkan saat PSU ini bisa memengaruhi Presiden pilihannya nenjadi RI 1. Terkait hasil quick count, ia tak mempermasalahkannya dan tetap ingin menunggu hasil hitung dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Saya ingin tetap suara saya memengaruhi bahwa pilihan saya menjadi RI 1. Saya kurang tahu isu yang beredar (Terkait quick count). Tapi kita berharap setelah Pemilu ada perubahan dan calon kita jadi RI 1. Tapi tetap saya akan menyalurkan suara dan berdoa," kata dia usai melakukan pencoblosan, Kamis (25/4).

Harapannya dalam Pemilu kali ini, ia ingin Presiden yang terpilih bisa membawa kesejahteraan. Caranya dengan menurunkan harga-harga pokok dan keseharian.

"Saya pengin presiden lebih terutama menurunkan barang-barang pokok dan lebih sejahtera rakyatnya," harapnya.

2. PSU terjadi karena petugas tak cermat

(IDN Times/Imam Rosidin)

Sementara itu Komisioner KPU Denpasar, Made Windia, mengatakan PSU digelar karena ada kelalaian petugas di TPS 05 pada Pemilu 17 April lalu. Saat itu, ada satu orang pemilih yang menggunakan KTP-el di luar Provinsi Bali. Ia diizinkan melakukan pencoblosan meski tanpa membawa Formulir A5 dan tidak terdaftar di Daftar Pemilih Khusus (DPK).

"KTP elektroniknya di luar Provinsi Bali melakukan pencoblosan di sini yakni surat suara calon presiden," kata dia.

Sehingga Bawaslu merekomendasikan untuk PSU. Ia mengakui kasus ini karena adanya kesalahan atau tidak cermatnya petugas KPPS saat itu.

"Ada karena ketidakcermatan dari KPPS kami, yang sebelumnya melaksanakan dan bertugas saat 17 April lalu. Jadi atas rekomendasi itu PSU dilaksanakan," lanjutnya.

3. Petugas pelaksana PSU diganti semuanya

(Ilustrasi) IDN Times/Imam Rosidin

Untuk itu, pelaksanaan PSU kali ini, seluruh petugas KPPS diganti semua. Sementara sanksinya sendiri juga sudah dilakukan, berupa teguran.

"Kami sudah melakukan teguran secara lisan, dan KPPS yang baru sudah kami lakukan Bimbingan Teknik yang bertugas hari ini," katanya.

Untuk diketahui, pada TPS 05 ini jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) berjumlah 210 orang. Ditambah pemilih tambahan sebanyak delapan orang. Untuk data pemenangnya saat coblosan 17 April lalu, ia mengaku tak bisa membeberkannya. Pasalnya, data berada di kotak suara yang tidak diizinkan untuk dibuka.

"Untuk data siapa pemenangnya, kami belum bisa sampaikan karena semua datanya ada di kotak suara. Kami tidak diberikan izin membuka kotak suara tersebut," ucapnya.

Editorial Team