Denpasar, IDN Times - Peristiwa pilu tajen berdarah di Kabupaten Bangli menewaskan satu orang dan satu orang lainnya luka berat, menjadi catatan kelam atas tradisi tajen di Bali. Tajen berawal dari ritual Tabuh Rah. Upacara ini berlangsung di utama mandala Pura Penataran Agung dengan mengadu dua ekor ayam jantan. Peraduan tersebut adalah rangkaian dari upacara caru yang dipersembahkan.
Lewat upacara Tabuh Rah itu, muncul yang disebut tajen (mirip sabung ayam). Taruhannya berupa uang yang nominalnya berkisar puluhan ribu hingga puluhan juta. Sehingga tajen yang dilaksanakan merupakan perjudian yang murni, tidak termasuk yadnya (persembahan). Seiring perkembangannya, pelaksanaan tajen tidak hanya berasal dari Desa Adat Batur Rening. Tapi babotoh (pemain tajen) yang datang dari desa-desa tetangga. Lalu apa langkah pemerintah atas tragedi ini? Simak informasi selengkapnya.