Proses skrining bagi pasien dengan indikasi tertentu di RSUD Tabanan (Dok.IDN Times/RSUD Tabanan)
Suratmika menjelaskan, status risiko tinggi Tabanan salah satunya karena penemuan kontak erat dari kasus positif atau tracing kontak masih rendah. Berdasarkan standar World Health Organization (WHO), pada satu kasus positif setidaknya menemukan 20 orang kontak erat. "Tetapi di Tabanan masih lima atau 10 orang saja," ujarnya.
Hal ini menurut Suratmika dikarenakan masyarakat di Tabanan masih takut dan tidak mau mengakui jika dirinya pernah kontak erat dengan kasus positif. "Mereka juga kebanyakan tidak mau diperiksa swab atau rapid test antigen," ungkapnya. Hal inilah yang menyebabkan tracing kontak di Tabanan masih rendah.
Namun kata Suratmika, status zona risiko daerah secara nasional biasanya diperbaharui setiap hari Selasa. "Kita lihat nanti status Kabupaten Tabanan pada Selasa 18 Mei ini," ujar Suratmika.
Agar bisa menekan angka kasus COVID-19, selain menjalankan proses vaksinasi dan memperbanyak pemeriksaan kontak erat, pihaknya terus mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dan tetap menerapkan protokol kesehatan. Baik dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memakai masker saat keluar rumah, menghindari kerumunan, menjaga jarak, hingga menjaga daya tahan tubuh.