Ilustrasi pelayanan publik. (IDN Times/Aditya Pratama)
Selanjutnya, seorang warga Kabupaten Buleleng, I Putu S, yang juga merupakan Kepala Dusun Desa Buahan di Kecamatan Seririt, mengungkapkan tahun 2017 ia mengalami kesulitan ekonomi. Saat itu ia mengalami musibah berturut-turut.
Pertama, ia dan istrinya mengalami kecelakaan saat menolong orang. Agar istrinya tidak sampai diamputasi, saat itu ia mengupayakan perawatan yang menelan biaya Rp350 juta. Kemudian musibah kembali datang, anaknya mengalami kecelakaan pada Desember 2021 hingga kakinya harus dipasang pen.
"Utang di sana-sini numpuk. Terus terang rumah saya nyaris disita. Saya bahkan hampir tidak punya tempat tinggal. Sampai sekarang. Ini sudah ada surat peringatan dari bank,” ungkapnya.
Anak andalannya saat itu akan berangkat bekerja di kapal pesiar. Namun malah mengalami kecelakaan sehingga keberangkatannya tertunda. Karena tanggung jawab yang dipikul anaknya untuk membantu perekonomian, sehingga membuat sang anak mamaksakan diri bekerja ke Amerika, meskipun kondisinya belum pulih pada Agustus 2022. Namun akhirnya dipulangkan lagi karena luka kakinya (yang patah) dalam kondisi bengkak hingga membuatnya sulit berjalan.
“Seperti di film-film tragis sekali, sampai nyeret kakinya kerja karena ingin memperbaiki ekonomi keluarga,” terangnya.
Ilustrasi transaksi online. (IDN Times/Arief Rahmat)
I Putu S saat itu mendaftar ke PT MAG Diamond pada Desember 2021. Informasi perekrutan PMI ini ia dapatkan dari rekan kerja adiknya. Pikirannya yang kalut karena musibah yang terus beruntun sehingga ia tidak melakukan kroscek dengan benar perusahaan tersebut.
Ia mengikuti interview dengan seseorang yang dipanggil Pak Akbar. Ia mengaku dalam masa-masa pelatihan itu pun, ia kembali mengalami kecelakaan di jalan karena terlalu bersemangat agar segera bisa memperbaiki ekonomi keluarganya.
Selama 4 bulan, ia pulang-pergi dari Seririt menuju Denpasar agar bisa mengikuti pelatihan. Ia ingat betul kenangan di perjalanan selama 4 bulan tersebut, hanya 5 hari perjalanan yang ia tempuh dalam kondisi cerah.
“Adik saya memaksakan mendaftarkan daya ke PT MAG Diamond dengan biaya yang dikasih sama adik. Namun sayang adik pun pinjam dengan suku bunga 5 sampai 10 persen. Karena mungkin ingin memperjuangkan saya selaku kakaknya,” jelasnya.
Belum berangkat ke negara tujuan yang dijanjikan, ia malah menerima kabar perusahaan tersebut dilaporkan ke Kepolisian Daerah Bali oleh 5 orang korbannya.
"Harapan saya, terus terang bukan sekadar habis-habisan. Habis beneran ini. Kalau memang sudah mediasi ini tidak ada, harapan saya mudah-mudahan dari pemerintah juga memperhatikan nasib kami, diberangkatkanlah," jelasnya.