Siswa Asal Pupuan Wakili Tabanan ke Paskibraka Tingkat Nasional

- Wahyu memilih Paskibraka daripada Porjar Bali 2025 karena kesempatan yang lebih besar untuk berkontribusi pada negara
- Impian Wahyu menjadi abdi negara dengan menjadi polisi, dan dia siap menjalani pelatihan lebih lanjut sebelum tugas penting pada peringatan Hari Kemerdekaan RI
- Wahyu hidup mandiri di usia muda, belajar mengelola waktu antara sekolah dan latihan, serta memberikan semangat kepada teman-teman yang sedang melakukan perjalanan yang sama
Tabanan, IDN Times—Kabupaten Tabanan patut berbangga karena generasi mudanya berhasil lolos untuk mengikuti seleksi anggota Paskibraka nasional pada tahun 2025. I Made Wahyu Chandra Astika adalah siswa muda di SMAN 1 Tabanan. Banjar Kayu Puring adalah rumahnya di Desa Pupuan, Kecamatan Pupuan.
“Tetapi saya kemudian termotvasi dari kakak saya. Dimana ia pernah ikut Paskibraka di tingkat provinsi,” kata Wahyu pada Kamis (12/6/2025).
1. Wahyu absen dari Porjar Bali 2025

Wahyu sebenarnya seorang atlet. Dia bermain basket di SD, tetapi dia juga menyukai dunia baris berbaris sejak SMP. Dia memiliki dua pilihan: mengikuti Paskibraka atau Pekan Olahraha Pelajar (Porjar) 2025, tetapi ia akhirnya memilih untuk mengikuti Paskibraka.
Wahyu memulai perjalanannya sebagai Paskibraka dengan seleksi sekolah dan latihan fisik dan wawasan kebangsaan yang intens. Namun, ia harus menelan pil pahit untuk fokus pada seleksi dan latihan Paskibraka. Akibatnya, ia tidak dapat hadir di acara Porjar 2025, yang sangat ia nantikan. “Sedih, sih. Tapi saya tahu ini kesempatan yang lebih besar,” kata dia.
2. Wahyu bercita-cita menjadi abdi negara

Meskipun dia belum menerima informasi resmi tentang keberangkatan ke Jakarta, Wahyu bersiap untuk pengarahan dari Provinsi Bali pada 16 Juni 2025. Sebelum melakukan tugas penting pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus mendatang, ia akan menjalani pelatihan lebih lanjut.
Lebih dari sekadar kebanggaan, Wahyu memulai impiannya untuk menjadi seorang polisi dengan menjadi Paskibraka. Dia berkata, "Saya ingin jadi abdi negara. Menjadi polisi. Semoga pengalaman ini bisa bantu saya wujudkan cita-cita itu."
3. Wahyu hidup mandiri diusia muda

Ternyata generasi muda itu bebas. Ia sudah tidak tinggal bersama orang tuanya. Ini karena dia tinggal di Pupuan dan tidak dekat dengan sekolahnya, SMAN 1 Tabanan. Sekarang, Wahyu tinggal di Tabanan karena dekat dengan sekolah. Ia sudah belajar hidup mandiri di usia muda, mengelola waktu antara sekolah dan latihan, dan kadang-kadang pulang ke Pupuan untuk melakukan sesuatu.
“Saya sempat pulang seminggu sekali, tapi sekarang lebih banyak di Tabanan,” katanya.
Ia menunjukkan bahwa dukungan orang tua dan lingkungan adalah bekal utama Wahyu selama proses ini. Selain itu, Wahyu memiliki pesan untuk teman-teman yang sedang melakukan perjalanan yang sama. Dia mengatakan, "Tetap semangat latihan. Jangan cepat menyerah. Kalau sudah niat, pasti bisa."
Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, Bupati Tabanan, juga memberikan dukungan penuh kepada para calon Paskibraka yang akan mewakili daerah di tingkat Provinsi dan Nasional. Dia menyatakan bahwa mereka adalah putra-putri terbaik dari Tabanan. Dia menegaskan bahwa ini adalah amanah yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab, kedisiplinan, dan semangat nasionalisme.