Denpasar, IDN Times - Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947 sebentar lagi akan dirayakan pada Maret 2025 mendatang. Menyambut Hari Raya Nyepi identik dengan mengarak ogoh-ogoh di Hari Pengerupukan (sebelum Nyepi).
Namun, ada fakta menarik yang harus diperhatikan tentang penggunaan sound system saat pawai. Ternyata menggunakan sound system atau masyarakat lebih mengenalnya sound horeg, saat pawai ogoh-ogoh bisa kena sanksi lho. Ini ulasan selengkapnya.
Peraturan Daerah (Perda) Kota Denpasar Nomor 9 Tahun 2024 Tentang Pelestarian Ogoh-Ogoh pada Pasal 10 Ayat 3 menyebutkan, setiap peserta lomba ogoh-ogoh wajib menggunakan gamelan bali atau instrumen tradisional dan tidak menggunakan sound system. Perda ini diundangkan sejak 31 Desember 2024 lalu.
Adanya perda ini secara otomatis menjadi jerat hukum bagi yang melanggar ketentuan pawai ogoh-ogoh di Kpta Denpasar. Jika ditemukan ada yang memakai sound system, peserta parade ogoh-ogoh yang melanggar akan dikenakan sanksi administratif. Sanksi tersebut berupa teguran lisan; penghentian atau pembongkaran sound system; dan larangan memasuki kawasan parade atau pawai.
Sayang banget ya, kalau sudah susah payah membuat ogoh-ogoh, karena sound system atau sound horeg, jadi tidak bisa ikut parade. Langkah tegas ini juga dijelaskan dalam perda sebagai upaya pelestarian tradisi gamelan bali dalam pawai ogoh-ogoh.
Manggala Utama (Ketua Umum) Pasikian Yowana Bali, Ida Dewa Agung Lesmana, mengungkapkan ogoh-ogoh sudah menjadi budaya di Bali yang diselenggarakan sebelum Hari Raya Nyepi, dengan tujuan untuk menyomia bhuta kala.
“Jelas ditegaskan bahwa ogoh-ogoh bukan sekadar untuk perayaan semata. Ada unsur religi-budaya yang harus ditekankan. Oleh sebab itu, Pasikian Yowana Bali bersama pemerintah mendukung agar dalam upacara ngerupuk tidak menggunakan sound system,” ungkap Ida Dewa Agung Lesmana saat dihubungi, Senin (20/1/2025).