Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tanjung Benoa
Aktivitas di Pantai Tanjung Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

Badung, IDN Times - Deretan boat dan mesin permainan air (water sport) di Pantai Tanjung Benoa berjajar rapi. Para pengunjung pantai rata-rata telah memakai life jacket-nya masing-masing. Beberapa dari mereka berkelompok. Begitulah aktivitas sehari-hari di pantai tersebut.

Bendesa Adat Tanjung Benoa, Made Wijaya, mengatakan kebersihan pantai menjadi faktor penentu kenyamanan pengunjung, sehingga diwajibkan bagi krama adat dan dinas untuk melakukan gerakan kebersihan. Pihaknya juga tidak menolak jika institusi tertentu hingga yayasan turut andil dalam gerakan peduli sampah di wilayahnya.

"Kami selalu memberi ruang agar ayo bersama-sama kita buktikan kepada publik, kepada pemerintah juga bagaimana kepedulian kita bisa lakukan bersama-sama," terangnya.

1. Dominasi sampah Sarah di Pantai Tanjung Benoa lebih dimaklumi

Aktivitas di Pantai Tanjung Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

Menurut Made Wijaya, Pantai Tanjung Benoa merupakan pantai di kawasan sisi Timur Pulau Bali, yang hampir setiap tahunnya mendapatkan paket kiriman sampah sesuai musimnya. Dominasi sampah paling banyak adalah dari tanaman di kedalaman laut atau disebut Sarah mencapai 60 persen, sisanya 40 persen merupakan sampah anorganik. Tetapi dalam kondisi tertentu, sampah plastik justru mendominasi, terutama jika intensitas hujan tinggi hingga banjir.

"Empat puluh persennya sampah plastik dari tidak pedulinya kegiatan-kegiatan di pantai, dan ada sampah-sampah yang hanyut dari sungai pada saat musim hujan. Muaranya kan di laut," terangnya.

2. Penanganan sampah Sarah sangat mudah, perlu mengubah mindset warga

Aktivitas di Pantai Tanjung Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

Jenis sampah Sarah dimanfaatkan, satu di antaranya sebagai pakan penyu. Tetapi kadang Sarah dikumpulkan untuk ditanam ke tanah agar terurai. Sementara sampah plastik akan dipilah dan dikumpulkan.

Menurut Made Wijaya, keberadaan sampah memengaruhi kenyamanan pengunjung pantai. Namun, katanya, para pengunjung memaklumi sampah Sarah sebagai proses alam. Tidak demikian dengan sampah plastik yang menjadi objek protes banyak pihak, termasuk wisatawan.

Oleh karenanya, perlu menanamkan mindset untuk menjaga kebersihan pantai yang menjadi tumpuan ekonomi warga Tanjung Benoa. Apalagi permasalahan sampah menjadi isu kedua setelah kemacetan pariwisata Bali.

"Kalau gak kita buktikan dari awal ya susah mengubah mindset kepedulian lingkungan. Harapan saya jangan banyak bicara, jangan banyak protes tetapi harus bukti bukti yang ditunjukkan," tekannya.

3. Pengelolaan sampah yang baik berdampak pada aktivitas ekonomi pesisir

Aktivitas di Pantai Tanjung Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

Kebersihan pantai mendukung aktivitas bahari di kawasan tersebut. Menurutnya, warga Tanjung Benoa tidak ada yang menganggur, malah membutuhkan tenaga kerja yang diisi oleh para pencari kerja dari wilayah luar Bali. Dominasi kunjungan saat ini merupakan tamu dari India, namun wisatawan domestik juga tidak kalah banyak jumlahnya.

"Tanjung Benoa warganya tidak ada sampai pengangguran di sini. Karena aktivitas di sini berjalan dengan baik dari tahun ke tahun," terangnya.

4. Perlunya memantik kepedulian lingkungan melalui yayasan

Aktivitas di Pantai Tanjung Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

Chairperson dari Yayasan Sahabat Multi Bintang, Deny Giovanno, mengatakan,keinginannya menjadi bagian dari solusi krisis sampah di Bali sangat kuat. Niatnya untuk memantik gerakan lokal yang bisa menginspirasi warga agar lebih peduli dalam menjaga lingkungan.

“Aksi bersih pantai ini bukan hanya soal mengurangi sampah, tapi juga bentuk dukungan terhadap Gerakan Bali Bersih Sampah," tekannya.

Dalam kolaborasi beberapa jam di Pantai Tanjung Benoa berhasil mengumpulkan sekitar 356 sampah plastik di sepanjang bibir pantai, dengan melibatkan 105 orang relawan gabungan.

Aktivitas di Pantai Tanjung Benoa (IDN Times/Ayu Afria)

Senada Partnership Manager dari Seven Clean Seas, Joshua Kauten, mengatakan kolaborasi merangkul dua desa wisata di pesisir Bali lewat rangkaian kegiatan yang edukatif, penuh aksi nyata, dan bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan alam Bali. Lewat program pemberdayaan warga, kegiatan bersih pantai, edukasi, hingga partisipasi langsung di lapangan, inisiatif ini ditargetkan menjangkau sekitar 8.000 orang.

“Dalam memilih lokasi kegiatan, kami memiliki beberapa kriteria, seperti potensi pariwisata, masalah lingkungan, dan kesiapan masyarakat untuk berkolaborasi,” ujarnya.

Pantai Tanjung Benoa, misalnya, berada di hilir beberapa sungai. Sehingga sangat rentan terhadap penumpukan sampah. Di sisi lain, kawasan ini sudah dikenal luas sebagai destinasi wisata.

Editorial Team