Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
sampah.jpg
Ilustrasi sampah menumpuk di satu sudut gang Kota Denpasar. (IDN Times/Yuko Utami)

Denpasar, IDN Times - Pemandangan sampah terbungkus kantong plastik berjejer di satu sudut gang Kota Denpasar. Setelah Hari Raya Galungan, beberapa titik pinggiran gang dan jalan lain di Denpasar juga masih sama, terpampang deretan tumpukan sampah.

Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, menyampaikan beberapa lokasi yang viral karena sampah menumpuk sejatinya sudah ada pengelola yang bersifat swakelola.

“Sampah kemarin itu. Itu baru di up (naikkan) mungkin yang di Grenceng ya. Sebenarnya itu kan di sana sudah ada swakelola,” tutur Jaya Negara kemarin (24/11/2025) di Mal Pelayanan Publik (MPP) Denpasar. 

Ia melanjutkan, sampah adalah tanggung jawab swakelola dari Pemucuk Desa Pemecutan Kaja. Ia mengaku bahwa kendala tidak terangkutnya sampah, satu di antaranya karena Hari Raya Galungan. Seperti apa pembahasan selengkapnya? Baca di bawah ini.

Pengelola sampah terkendala hari raya, sampah lambat diangkut

Motor cikar (moci) pengangkut sampah swakelola di Denpasar. (IDN Times/Yuko Utami)

Jaya Negara menambahkan, swakelola itu telah memungut uang sampah dari masyarakat.

“Sudah ada imbauan dalam hari raya itu sementara jangan membawa sampah dulu di luar. Karena bagaimanapun pengelola itu juga kan ikut berhari raya,” imbuhnya.

Ia menekankan adanya prinsip saling membantu dan berfokus pada pelayanan masyarakat. Satu sisi, masyarakat harus membawa keluar sampah ke sisi gang dan depan banjar jika sudah menumpuk di rumah.

“Nah, ternyata juga ada dibuang sampah keluar, menumpuk dia. Nah, Saya sudah kasih tahu pengelolanya, beliau sudah jawab sudah dibersihkan,” kata Jaya Negara.

Pengelola akan berbenah menggunakan sistem pembagian jam kerja

ilustrasi sampah plastik (pexels.com/Lucien Wanda)

Evaluasi bagi pengelola sampah, Jaya Negara mengimbau agar ada mekanisme pembagian jam kerja. Meskipun seluruh pekerja menganut agama Hindu, setidaknya ada yang tetap berjaga dan bekerja sehari setelah Hari Raya Galungan.

“Nanti ke depannya kita akan mungkin membuat shift-shiftan (pembagian jam kerja) terhadap hari raya ini," jelasnya.

Jaya Negara mengaku akan menyiapkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Denpasar untuk membantu jika darurat seperti itu. Tapi, Ia juga mengingatkan agar para petugas swakelola tetap berkomitmen dalam mengangkut sampah masyarakat karena telah ada pungutan.

“Sekarang harus ada komitmen karena yang bersangkutan kan sudah melakukan pemungutan. Yang boleh kita bantu truk, kita boleh bantu karena dia kan sudah pemungutan,” kata dia.

Kondisi darurat, Pemkot Denpasar akan turun tangan mengangkut sampah

Kiri ke kanan: Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia (PKP RI), Maruarar Sirait, dan Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara. (IDN Times/Yuko Utami)

Meskipun akan menyediakan petugas DLHK Denpasar, Jaya Negara menegaskan adanya pembagian tanggung jawab kerja. Keterlibatan DLHK Denpasar diperlukan saat situasi telah mendesak.

“Tapi kalau terjadi post major ya kita ambil. Kita ambil dari pemerintah gitu. Ini kan kita butuh tanggung jawab swakelola di dalam wilayah masyarakat,” imbuhnya.

Selain masalah hari raya, Jaya Negara juga mendengar adanya alasan masalah truk pengangkut dan kendala hujan deras. Masalah-masalah itu, kata Jaya Negara akan segera menjadi evaluasi bersama pengelola sampah swakelola dan Pemkot Denpasar.

Editorial Team