Denpasar, IDN Times - I Wayan Sawit memakai lilitan handuk di atas kepalanya. Handuk itu lusuh, berwarna merah muda dan hijau dengan motif garis-garis. Ibu berusia 51 tahun ini adalah pekerja jasa suun, yaitu orang yang membantu mengangkut barang bawaan para pedagang maupun pengunjung pasar. Biasanya jasa seperti ini menjunjung keranjang bambu di atas kepala yang berisi barang dagangan. Ia tampak senang bisa berjabat tangan dengan Presiden Prabowo Subianto, Sabtu (13/9/2025).
"Senang. Senang. Ini lagi dipeluk-peluk (sembari menunjuk ibu di sebelahnya)," katanya setelah Prabowo berlalu meninggalkan area Jalan Gajah Mada, Kota Denpasar, yang menjadi lokasi terdampak banjir bandang.
Pascabanjir, Ibu asal Kabupaten Gianyar ini tetap menunggu orang-orang di pasar yang menggunakan jasanya. Kalau ada barang pedagang yang masuk ke pasar, dia akan menawarkan jasa. Ia selama ini bekerja di Pasar Badung dan sekitarnya dari pukul 08.00 sampai 16.00 Wita. Wayan Sawit biasa mengangkut barang ke Lantai II, III, dan IV. Pada saat kejadian, ia sedang ada di rumah.
Kini terhitung sudah empat hari ini dirinya tidak bekerja. Lantas, apa sebenarnya harapan Wayan Sawit untuk Presiden?
"Iya, biar cepat selesai, bersih pasarnya. Biar bisa kerja. Gitu aja dah. Barang-barang (barang kebutuhan pokok) jangan naik terus, dong Pak," katanya berharap.
Sekadar diketahui, Prabowo Subianto mengunjungi lokasi terdampak banjir bandang di Jalan Gajah Mada, Kota Denpasar, pada Sabtu (13/9/2025). Ia tiba sekitar pukul 13.05 Wita di dekat Pasar Seni Kumbasari. Setelah itu masuk ke dalam Gang IV Jalan Gajah Mada. Setelah tiga puluh menitan, ia keluar gang dan sempat ke arah pintu masuk Pasar Kumbasari namun tidak sampai masuk. Prabowo memilih naik ke mobil Maung berplat Indonesia 1 dan menyapa warga lewat sunroof yang terbuka.