Salak Madu Potensi Ekspor, Petani di Tabanan Berharap Ada Rumah Kemas

- Anggaran pembangunan rumah kemas sudah diajukan ke Pemkab Tabanan
- Ogi Darmawan mengatakan salak gula pasir madu memiliki potensi ekspor ke negara Vietnam, Thailand, dan Timor Leste. Untuk bisa memenuhi syarat ekspor, komoditas itu harus memiliki rumah kemas.
- Anggaran yang diperlukan untuk membangun rumah kemas sebesar Rp320 juta
- Ogi Darmawan memaparkan, anggaran yang diajukan untuk pembangunan rumah kemas itu sebesar Rp320 juta. Sementara lahan yang disiapkan untuk pembangunan rumah kemas ada di Banjar Dinas Anggasari Kaja Desa Munduk Temu Kecamatan Pupuan KabupatenTabanan dengan lu
Tabanan, IDN Times - Sebagai salah satu wilayah yang kaya akan pertanian dan perkebunan, Kabupaten Tabanan kerap mengekspor berbagai hasil bumi, seperti coklat, manggis, dan kopi. Komoditas perkebunan lainnya yang memiliki potensi ekspor adalah salak gula pasir madu.
Hanya saja ekspor komoditas salak gula pasir madu itu masih terbentur beberapa syarat yang belum terpenuhi. Salah satunya rumah kemas.
Petani salak gula pasir madu di Kecamatan Pupuan, Kadek Ogi Darmawan, berharap ada rumah kemas yang segera dibangun di Tabanan. Petani sendiri sudah menyiapkan lahan untuk rumah kemas tersebut.
"Kami saat ini menunggu anggaran pembangunannya. Sudah diajukan ke Pemerintah Kabupaten Tabanan. Semoga disetujui," kata Ogi Darmawan yang juga Ketua Kelompok Tani Raja Buah Bali itu pada Jumat (4/7/2025).
1. Anggaran pembangunan rumah kemas sudah diajukan ke Pemkab Tabanan

Ogi Darmawan mengatakan salak gula pasir madu memiliki potensi ekspor ke negara Vietnam, Thailand, dan Timor Leste. Untuk bisa memenuhi syarat ekspor, komoditas itu harus memiliki rumah kemas. "Kalau sertifikat kebun kami sudah ada," ujarnya.
Ia melanjutkan, melalui Dinas Pertanian Tabanan, anggaran untuk pembangunan rumah kemas ini sempat diajukan ke Pemerintah Pusat namun terbentur efisiensi anggaran. "Saat ini sedang berusaha diajukan ke Pemerintah Kabupaten Tabanan melalui pendanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)," katanya.
2. Anggaran yang diperlukan untuk membangun rumah kemas sebesar Rp320 juta

Ogi Darmawan memaparkan, anggaran yang diajukan untuk pembangunan rumah kemas itu sebesar Rp320 juta. Sementara lahan yang disiapkan untuk pembangunan rumah kemas ada di Banjar Dinas Anggasari Kaja Desa Munduk Temu Kecamatan Pupuan KabupatenTabanan dengan luas 5 are.
Jika rumah kemas ini terbangun, menurut Ogi Darmawan, petani salak akan memiliki tempat untuk mengemas komoditas sesuai standar operasional prosedur (SOP). "Dengan adanya rumah kemas ini akan diterbitkan nomor bangunan bersertifikat yang diperlukan saat melakukan ekspor. Rumah kemas ini juga akan menjadi wadah petani untuk bekerja sesuai SOP," ujar Ogi Darmawan.
3. Harga salak gula pasir madu menyentuh Rp18 ribu per kg di tingkat petani

Menurut Ogi Darmawan, saat ini volume panen salak gula pasir madu masih belum terlalu banyak, "Saat ini panennya steady. Nanti panennya yang banyak itu di bulan November hingga April," ujarnya.
Saat ini harga salak gula pasir madu di tingkat petani mencapai Rp18 ribu per kg. Sementara untuk harga jual ke area Pulau Jawa masuk di angka Rp25 ribu-Rp28 ribu per kilogram (kg).