Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
default-image.png
Default Image IDN

Klungkung, IDN Times - Program pengentasan buta huruf di Kabupaten Klungkung telah berhenti sejak 2018. Namun masih ada ribuan masyarakat Klungkung yang masih buta huruf atau buta aksara. Dinas Pendidikan (Disdik) Klungkung berencana menjalankan lagi program tersebut, tetapi lagi-lagi ada kendala. Yaitu COVID-19.

1. Pandangan masyarakat zaman dulu yang masih menyampingkan urusan pendidikan untuk perempuan

Default Image IDN

Berdasarkan hasil pendataan terakhir Disdik Klungkung, masih terdapat 1.614 masyarakat yang buta huruf. Rata-rata mereka berusia 56 tahun dan sebagian besar merupakan perempuan.

"Pandangan masyarakat zaman dahulu, yang masih menyampingkan urusan pendidikan untuk perempuan. Serta rata-rata usia sudah cukup tua, yang membuat motivasi belajar sangat rendah," ujar Kepala Dinas Pendidikan Klungkung, I Ketut Sujana, Jumat (22/1/2021).

Selain itu, penyebab lainnya adalah tempat tinggal masyarakat yang jauh di pedesaan dan menyebar. Sehingga membuat mereka enggan pergi ke tempat belajar.

2. Keterbatasan anggaran membuat program pengentasan buta huruf terhenti sementara sejak tahun 2018

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Helmi Shemi)

Penuntasan program buta huruf sebenarnya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung sejak tahun 2015. Nama programnya adalah keaksaraan dasar dan keaksaraan usaha mandiri yang dananya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Namun karena keterbatasan anggaran, program itu terhenti sementara pada tahun 2018.

"Dalam periode program itu, dari awalnya 4.995 masyarakat, saat ini masih tersisa 1.614 masyarakat yang buta aksara atau buta huruf di Klungkung," ungkap Sujana.

3. Berharap masyarakat tidak lagi buta huruf pada 2023 mendatang

pixabay.com/StockSnap

Meski programnya terhenti, Disdik Klungkung tetap menargetkan tidak ada lagi masyarakatnya yang buta huruf di tahun 2023 mendatang. Ia berharap pandemik segera berakhir. Sehingga program ini kembali bergulir, dan mencapai target.

"Tahun 2020 dan tahun ini, program tersebut belum bisa kami lanjutkan. Kami juga perlu perhatikan faktor kesehatan dan keselamatan calon peserta belajar. Jadi belum memungkinkan program pengentasan buta aksara untuk dilaksanakan," terang Sujana.

Editorial Team