Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Barang-barang milik warga perumahan di wilayah Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, yang terkena dampak bencana banjir 7 Juli 2023. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Minggu pagi, 16 Juli 2023, peralatan dapur dan lima koper di teras rumah Tipe 37 Perumahan BTN Panorama Sanggulan menjadi saksi bisu atas fenomena alam. Lantai teras dan ruang tamunya bahkan masih menyisakan endapan lumpur. Begitu pula rumah kosong di dekatnya. Noda bekas lumpur yang berkerak menempel di sepeda, pakaian, hingga tumpukan buku.

Denpasar, IDN Times - Kedua rumah itu bersama 23 rumah lainnya pernah tergenang banjir hampir setinggi dua meter pada 7 Juli 2023. Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan sampai mengungsikan 26 kepala keluarga (KK) ke Sekolah Dasar Negeri (SDN) 6 Banjar Anyar, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri. Sekolah yang datarannya lebih tinggi dari perumahan itu dijadikan sebagai posko bencana selama kejadian.

Sekitar pukul 06.30 Wita, Ketut Widiartana melihat air mulai naik ke perumahan. Sebagai Kepala Lingkungan (Kaling) Perumahan BTN Panorama Sanggulan, ia harus mengutamakan ibu-ibu dan anak-anak untuk diungsikan ke dataran yang lebih tinggi. Yaitu Museum Subak, yang posisinya berada di belakang perumahan. Malamnya, baru mereka mengungsi ke SDN 6 Banjar Anyar selama tiga hari. Kebanjiran 7 Juli 2023 menyisakan kekhawatiran bagi Widiartana. Hujan sedikit saja, ia dan warga langsung trauma. Apalagi kalau hujannya tidak kunjung berhenti.

“Kalau hujan sampai tiga hari, lima hari, khawatir banget. Walaupun di sini terang, ada kiriman (kiriman air banjir di hulu), itu takut saya,” kata Widiartana.

Tidak hanya Widiartana. Istrinya, Parwani (36), bercerita bencana banjir ini juga meninggalkan jejak trauma bagi kedua anaknya yang masih kelas 2 sekolah dasar (SD). Semenjak peristiwa itu, putra putrinya kesulitan tidur di malam hari, terutama kalau turun hujan.

“Anak saya sejak banjir gede (besar) itu jadi takut. Malam saat tidur gak tenang, gak bisa tidur. Apalagi kondisi hujan,” ujar Parwani.

BPBD Tabanan mencatat 225 titik bencana dari tanggal 7-9 Juli 2023 akibat hujan deras. Titik bencananya tersebar di 10 Kecamatan yaitu Penebel 76 titik, Pupuan 45 titik, Selemadeg Barat 24 titik, Marga 21 titik, Tabanan 18 titik, Kediri 15 titik, Selemadeg Timur 9 titik, Kerambitan 7 titik, Selemadeg 7 titik, dan Baturiti 3 titik. Total kerugian diperkirakan Rp20 miliar.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Tabanan, I Nyoman Sri Nadha Giri, menyebutkan sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan parah. Meliputi jalan penghubung antara Desa Belatungan-Desa Munduktemu di Kecamatan Pupuan putus. Kemudian bale gong hilang tergerus longsor di Pura Muncak Sari, Desa Sangketan, Kecamatan Penebel. Ada pula saluran irigasi jebol di Desa Buruan, Kecamatan Penebel. Lalu gedung BUMDes dan desa adat di Desa Karyasari, Kecamatan Pupuan, juga hilang karena tergerus longsor.

"Dari kerusakan infrastruktur saja kerugiannya mencapai Rp15 miliar," ungkap Giri, Senin 10 Juli 2023.

Volume curah hujan pada 7 Juli 2023 memang tergolong ekstrem. Namun BPBD Tabanan menyatakan tumpukan sampah di sungai dan saluran drainase jadi penyebab airnya meluap (banjir)

Sampah, pohon, hingga material bangunan terlihat menumpuk di lahan kosong, belakang Perumahan BCA Multi Jadi IX, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, 29 Juli 2023. (IDN Times/Irma Yudistirani)

Tujuh Juli 2023, lima stasiun pos hujan di wilayah Kabupaten Tabanan telah mencatat tingkat curah hujannya berada di atas 150 milimeter (mm) dalam sehari. Yaitu 195 mm per hari di Pos Tiying, Kecamatan Selemadeg; 193,5 mm per hari di Pos Meliling, Kecamatan Kerambitan; 193,5 mm per hari di Pos Jatiluwih, Kecamatan Penebel; 178 mm per hari di Pos Kuwum, Kecamatan Marga, yang berjarak 12 menit dari dua titik banjir di Kecamatan Kediri; dan 174,5 mm per hari di Pos Megati 1, Kecamatan Selemadeg Timur.

Menurut Koordinator Bidang Datin BMKG Bali, I Nyoman Gede Wiryajaya, angka curah hujan di atas 150 mm masuk dalam kategori ekstrem.

“Kalau harian, lebih dari 100 milimeter sangat lebat, di atas 150 milimeter ekstrem. Ini ngomong harian ya, satu hari. Kalau ngomongin jam, dia satu jam di atas 20 milimeter itu sangat lebat,” ujar Wirya saat ditemui tim di kantornya, Rabu 16 Agustus 2023.

Prakirawan atau Forecaster of Duty (FoD) BBMKG Wilayah III Denpasar pada saat itu telah melaporkan peringatan dini cuaca ekstrem di wilayah Bali sejak malam hari tanggal 6 Juli 2023, dan secara rutin diperbarui hingga 7 Juli 2023. Wirya mengaku, bahwa informasi peringatan dini cuaca ekstrem itu telah disebarluaskan melalui berbagai media sosial (medsos) BMKG Bali, termasuk grup WhatsApp dan Telegram.

Rabu 19 Juli 2023, Staf Sub Bidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, Eka Putra Wirawan, menyatakan curah hujan tinggi pada Juli 2023 disebabkan oleh fenomena global dan regional di sekitar Indonesia (MJO dan Konfluensi atau pertemuan angin). Fenomena tersebut memengaruhi bertambahnya uap air yang berdampak pada peluang terjadinya hujan semakin besar di Indonesia, termasuk Bali.

Sri Nadha menyatakan, debit air di saluran drainase dan sungai cukup tinggi akibat hujan deras. Namun karena banyak sampah, airnya menjadi meluap ke daratan. Ia mencontohkan kasus yang terjadi di Perumahan Multi Jadi, Kecamatan Kediri. Saluran airnya terhalang sampah sehingga menimbulkan banjir bandang, dan menjebolkan tembok rumah warga serta menghanyutkan satu unit mobil.

Perumahan BCA Multi Jadi IX lokasinya berjarak 3,2 kilometer (km) dari Perumahan BTN Panorama Sanggulan ke arah utara. Perumahan inilah yang disebut-sebut oleh Plt Kepala BPBD Tabanan. Termasuk mobil hanyut yang videonya viral di media sosial (medsos). Perumahan ini diakses melalui Jalan Tukad Yeh Ho. Hampir di sepanjang jalan menuju lokasi ini berupa permukiman.

Pasangan suami istri yang menghuni Perumahan BCA Multi Jadi IX, Evan dan Silvi, mengalami kerugian sekitar Rp60 juta karena kerupuknya terendam banjir. Peristiwa itu menggagalkan bisnis kerupuknya. Kerupuk yang berkarung-karung itu kemudian ditumpuk di sisi kiri teras rumah, dan sudah tidak layak jual. Menurut Evan, kemungkinan terburuknya adalah ia akan menanggung sendirian kerugian ini.

“Ini bukan kerupuk saja, ada tepung dan semua ini bisa sampai Rp60 juta,” kata Evan sembari membersihkan perabotan rumah pada saat dikunjungi tim, Minggu 16 Juli 2023 pukul 11.00 Wita.

Sebelum menetap di sini, mereka dan anak pertamanya tinggal di Kota Denpasar. Pada tahun 2019 baru pindah ke perumahan ini, karena Evan ingin lebih dekat dengan kantornya. Semenjak banjir bandang, mereka dilema untuk memilih menetap atau pindah rumah lagi. Evan mengakui, perumahan ini sempat kebanjiran pada Oktober 2022. Sembari menunjuk ketinggian banjir semata kakinya, banjir tahun lalu tidak sehebat banjir tahun ini.

“Intinya banjir tahun lalu tidak sampai masuk ke rumah,” jelas Evan sembari mengeringkan baskom yang ia cuci di halaman rumahnya.

Selama di lokasi, tim mengamati beberapa bangunan rumah berdiri di samping saluran air. Entah itu sungai atau drainase, namun lebarnya bervariasi. Dari 1,1 meter (m); 1,17 m; dan 1,45 m dengan kedalaman 0,22 m. Lalu saluran air yang berjarak 0,07 km ke utara dari perumahan ini malah lebih lebar ukurannya. Yaitu 2,1 m dengan kedalaman 0,15 m. Banjir bandang datangnya dari saluran ini, lalu menerjang tembok satu unit rumah di sisi utara, dan menghanyutkan satu unit mobil yang terparkir di sisi selatan.

Pada titik lokasi itu pula sampah-sampah berupa bongkahan pohon besar, seng, pakaian, plastik, bambu, papan partikel (particle board), dan material lainnya dibiarkan menumpuk di atas lahan kosong. Begitu pula bangunan rumah di Perumahan BTN Panorama Sanggulan juga berdiri di pinggir sungai. Menyisakan pemandangan lumpur, sampah plastik, hingga potongan bambu di sisi kanan-kiri sungai tersebut.

Bali Primary School yang berada di Jalan Gatot Subroto Nomor 99X, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri, juga terendam banjir setinggi 2,5 m pada 7 Juli 2023. Posisi sekolah ini bak mangkuk, karena datarannya lebih rendah dari jalan raya utama. Sementara di sisi timurnya ada jurang dengan ketinggian sekitar 10 m. Jurang ini terdapat sungai di bawahnya dengan lebar sekitar 1,5 m.

Satu tahun sebelumnya, BPBD Provinsi Bali melaporkan 240 bencana pernah terjadi pada periode 17-28 Oktober 2022 di Kabupaten Tabanan. Meski tidak merinci jenis bencananya, namun peristiwa itu menelan 4 korban jiwa dan mencatat total kerugian Rp69.156.530.000. Tiga kecamatan mengalami bencana terbesar. Yaitu Marga 76 titik, Penebel 58 titik, dan Kediri 35 titik. Namun BPBD Provinsi Bali tidak mencatat titik kejadian di Kecamatan Tabanan.

Peristiwa ini sudah berlalu satu-dua tahun yang lalu. Apakah hanya curah hujan dan sampah, satu-satunya penyumbang terjadinya banjir yang menimbulkan banyak kerusakan ataupun kerugian? Silakan baca perlahan catatan liputan kolaborasi ini. Setelah itu, mari merenung bersama.

Konsep bencana dan tutupan lahan

Editorial Team

Tonton lebih seru di