Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi cincin kawin (unsplash.com/@felipepelaquim)
ilustrasi cincin kawin (unsplash.com/@felipepelaquim)

Gianyar, IDN Times - Sugihartawan, generasi z di Bali tahun ini usianya 25 tahun. Lelaki yang karib disapa Wawan ini menikah pada Maret 2022 lalu. Pernikahannya mendadak, dengan pendanaan yang mendesak, dan tetap memilih nganten atau menikah ala Hindu Bali di kampung halamannya, Kabupaten Karangasem.

Pilihan ini karena Wawan menuruti kesepakatan bersama antara keluarganya dan keluarga sang istri.

“Karena dari pihak mempelai perempuan gak mau di griya (rumah untuk golongan brahmana atau pendeta. Jadinya keluarga dari mempelai perempuan gak bisa banyak nyaksinin (menyaksikan),” tulis Wawan saat dihubungi via pesan WhatsApp. Seperti apa kisah Wawan dan ragam pilihan nganten di Bali? Baca selengkapnya di bawah ini.

Menikah di kampung halaman, Wawan menghabiskan sekitar Rp45 juta

ilustrasi uang (unsplash.com/Mufid Majnun)

Wawan menjelaskan bagaimana prosesi yang dijalani saat memilih menikah di kampung. Pertama, Wawan melali (pergi menuju kediaman istri). Melali bertujuan untuk memperkenalkan diri kepada sanak keluarga sang istri. Setelah saling mengenal, Wawan dan istrinya menjalani prosesi mesadok

“Habis itu bilang lagi kalau mau ke sana di lain hari untuk kasih kabar mau nyuang (meminang) anaknya, dan bawain duasa (hari baik untuk melangsungkan upacara di Bali) di hari tersebut kita berdiskusi,” kata Wawan.

Setelah prosesi mesadok, Wawan berkata Ia dan sang istri melakukan prosesi nyuang. Prosesi ini mengharuskan mempelai pria ke kediaman sang istri untuk meminta izin kepada kelian banjar (setara ketua RT) dan prajuru adat di kediaman istri, sebagai satu syarat pernikahan di Bali. Prosesi ini disebut dengan nama ngidih.

“Habis itu natab (menggerakkan kedua tangan di depan dada saat upacara) di rumah yang perempuan dulu, biak kaon anterin mempelai perempuan ke sanggahnya,” jelas Wawan. 

Seusai prosesi natab di kediaman mempelai perempuan, dilanjutkan ke rumah mempelai pria untuk untuk prosesi natab, biak kaon, gedong-gedongan, dan wida-widana. Saat ditanya biaya yang dihabiskan untuk nganten di kampung halaman, Wawan merogoh kocek lebih dari Rp45 juta.

Kisah alternatif nganten di Bali ala Griya Buruan

Editorial Team

Tonton lebih seru di