Orangtua siswa, Gede Dana Arta, asal Desa Gelgel, mengeluhkan kembali diterapkannya pembelajaran daring di Klungkung. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, menurutnya belajar daring justru tidak efektif.
"Siswa kan sudah divaksin dua kali, kenapa harus daring lagi? Jika ada yang positif, kan sudah tidak menimbulkan gejala berat?" ungkap Dana, Jumat (4/1/2022).
Belajar daring bagi orangtua siswa ini merupakan kemunduran dalam penanganan COVID-19. Sejak PTM dimulai, siswa sudah mulai aktif belajar. Mereka juga mulai bersosialiasi dengan baik bersama teman-temannya. Namun belum genap 1 semester, mereka harus kembali belajar daring.
"Ini kan kemunduran namanya. Siswa sudah mau aktif belajar di sekolah, tapi kembali daring. Kalau belajar di rumah tidak fokus, kebanyakan main game. Pendampingan dan bimbingan guru secara langsung sangat penting," jelasnya.
Hal serupa diungkapkan orangtua siswa lainnya, Ketut Suyasa. Menurutnya keputusan kembalinya belajar daring kurang tepat.
"Jika ada siswa yang batuk, panas, cukup istirahat di rumah dan isolasi. Bukan seluruh sekolah yang ditutup dan daring semua. Ini semua dirugikan kalau daring, khususnya pendidikan anak-anak," keluhnya.